Rabu, 27 Maret 2013

Resensi Film: Das Weisse Band - Eine Deutsche Kindergeschicte/The White Ribbon (2009)


Sekian banyak cerita terburai terhembus angin begitu saja. Seolah sulit tuk menangkapnya. Anehnya, tak jarang kesulitan itu tiba-tiba malah menagih kita di masa-masa yang selaiknya sudah tak perlu lagi mengungkit. Adalah sebuah film Palem Emas Cannes arahan Michael Haneke yang mampu membuat saya terkesiap dalam sikap sederhana. The White Ribbon merupakan penuturan seorang guru tentang misteri tak terpecahkan di masa lalu yang membuatnya penasaran selalu. Dengan bercerita, setidaknya, ia bisa merasa sedikit membagi beban rasa tanda tanyanya.

Apa gerangan misteri itu? Kalau saya ceritakan sepintas, mirip-mirip premis film horor. Di suatu perkampungan di Jerman, terhunilah masyarakat yang awalnya baik-baik saja. Sejak tragedi terjatuhnya seorang dokter satu-satunya di desa itu secara terpelanting dari atas kuda karena kaki si kuda terjegal jebakan kawat tak kasat mata yang melintang, satu per satu kartu-kartu bobrok milik warga desa tersibak. Gambaran struktur desa di film ini lumayan genap, sebut saja: orang paling tajir (ada!), pemimpin spiritual (ada!), guru/intelektual independen (ada!), dokter/ahli kesehatan (ada!), anak cacat (ada!), dll.

Dengan gaya penuturan yang realis, Haneke menuntun saya mendalami hidup tiap karakter yang ia munculkan. Sebagai tambahan, layar film ini monokrom (hitam-putih). Ini memperkuat aksen set waktu peristiwa, yang terjawab di bagian akhir film. Gambar boleh saja hitam dan putih, tapi tak sedemikian dengan karakterisasi dramanya. Bagi saya, ini dia satu lagi film jawara yang menampilkan ketenangan mendalam sekaligus misterius rahasia buatan aksi-aksi manusia. Entah kapan itu semua terjawab. Sampai-sampai saya berpikiran, sebenarnya apakah saya memerlukan jawaban dari setiap teka-teki atau tidak? Angin berhembus… [A] 26/03/13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar