Senin, 04 Maret 2013

Resensi Film: Tao Jie/A Simple Life (2011)


Andy la yaw… Oh Andy Lau. Lama saya tak melihat Anda lagi. Dulu waktu saya masih belajar di bangku SD, Anda sangat saya kenal sebagai Yoko lewat salah satu “ketoprak Mandarin” fenomenal di Indosiar. Sudah lama sekali sejak saat-saat itu. Sekarang saya melihat Anda lagi secara intens lewat layar laptop. Masih saja memesona. Karakterisasi Anda dalam film ini pas sekali. Cerminan seorang produser film muda, tampan, belum menikah, dan (yang terutama…) berhati mulia. Sebuah film berdasar kisah nyata tentang ikatan emosional antara anak dengan ibu asuhnya (baca: bukan ibu kandung). Sang ibu asuh merupakan pembantu keluarga yang telah setia mengurusi keluarga majikannya berlangsung selama lintas generasi.

Plot dinamis film ini tersulut mulai saat sang ibu asuh jatuh terkena stroke. Karakter yang diperankan oleh Andy Lau lalu secara alamiah berinisiatif mengurusnya. Sial betul saya. Mengapa? Saya dapat film penjebol air mata! Saya tak malu mengakuinya. Sebenarnya tak ada adegan dramatis cetar membahana (meminjam istilah punya Teh Syahrini) dalam film ini. Tapi, di banyak adegannya secara tak sengaja mampu mendobrak pintu-pintu humanisme dalam diri. Terlebih lagi ketika babak-babak dinamika kehidupan di Panti Wreda. Membayangkan kita dalam posisi salah satu di antaranya. Sungguh menyentuh sekali.

Sebagai film yang sukses secara tak tanggung-tanggung menyetrum syaraf sensitif haru saya, Life menampilkan nilai kesederhaan dalam detail-detail kepedulian manusia. Ini merupakan film cinta untuk siapa saja! [A-] 03/03/13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar