Andy la yaw… Oh Andy Lau. Lama
saya tak melihat Anda lagi. Dulu waktu saya masih belajar di bangku SD, Anda sangat saya
kenal sebagai Yoko lewat salah satu “ketoprak Mandarin” fenomenal di Indosiar.
Sudah lama sekali sejak saat-saat itu. Sekarang saya melihat Anda lagi secara intens
lewat layar laptop. Masih saja memesona. Karakterisasi Anda dalam film ini pas
sekali. Cerminan seorang produser film muda, tampan, belum menikah, dan (yang
terutama…) berhati mulia. Sebuah film berdasar kisah nyata tentang ikatan
emosional antara anak dengan ibu asuhnya (baca: bukan ibu kandung). Sang ibu
asuh merupakan pembantu keluarga yang telah setia mengurusi keluarga majikannya
berlangsung selama lintas generasi.
Plot dinamis film ini tersulut
mulai saat sang ibu asuh jatuh terkena stroke. Karakter yang diperankan oleh
Andy Lau lalu secara alamiah berinisiatif mengurusnya. Sial betul saya.
Mengapa? Saya dapat film penjebol air mata! Saya tak malu mengakuinya.
Sebenarnya tak ada adegan dramatis cetar membahana (meminjam istilah punya Teh
Syahrini) dalam film ini. Tapi, di banyak adegannya secara tak sengaja mampu
mendobrak pintu-pintu humanisme dalam diri. Terlebih lagi ketika babak-babak dinamika
kehidupan di Panti Wreda. Membayangkan kita dalam posisi salah satu di
antaranya. Sungguh menyentuh sekali.
Sebagai film yang sukses
secara tak tanggung-tanggung menyetrum syaraf sensitif haru saya, Life menampilkan nilai kesederhaan dalam
detail-detail kepedulian manusia. Ini merupakan film cinta untuk siapa saja!
[A-] 03/03/13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar