Senin, 18 Maret 2013

Resensi Film: The Insider (1999)

Saya telah menonton beberapa karya Michael Mann. Sejauh yang saya tonton, rasa-rasanya The Insider merupakan satu karya luar biasa dari dia. Bak ranjau tua yang tiba-tiba meledak. Mengisahkan seorang whistleblower dan jurnalis sedang hadapi tantangan. Drama menye-menye jelas bukan ranah Mann, ia megang dan nge-rock sekali di jalur drama-tegang berlatar dunia politik atau kriminal.

Plot film ini berdasar kisah nyata, diangkat dari sebuah artikel. Seorang dokter yang bekerja dalam unit riset dan pengembangan di sebuah perusahaan tembakau (rokok) tiba-tiba dipecat atas dasar alasan yang “sepele”. Bertepatan dengan kejadian itu, di lain tempat ada seorang produser acara bincang-bincang mendalam di TV mendapat sebuah paket berisikan data-data teknis yang tak bisa ia baca. Paket ini lalu menuntunnya pada si dokter. Niatan mengangkat tema membocorkan rahasia kebusukan perusahaan menjadi menu utama The Insider.

Detail-detail dalam sinematografi film ini menyeret penonton pada kerasukan atmosfer ketegangan plot. Dua setengah jam durasi tanpa dramatisasi berarti merupakan sebuah tantang besar yang dihadapi strada untuk mengikat penonton setia mengikuti jalan cerita hingga akhir. Bagi saya, Mann berhasil. Sepanjang film, kita tak hanya mengamati problema dua karakter utamanya saja namun sambil lalu kita memperkaya wawasan diri tentang dunia korporasi dan dilema jurnalisme secara elegan. [A-] 17/03/13  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar