Kilas balik menyaksikan
wajah-wajah aktor beken yang sampai saat ini masih produktif berkarya lewat L.A. membuat saya tersadar bahwa faktor
“f” alias fisik memang tak terbantahkan pentingnya di industri film Holiwut. Di
film ini, wajah Kevin Spacey dan Russell Crowe terlihat masih pada kencang,
mulus bebas keriput, dan merekah. Beruntungnya, mereka tak hanya bermodal
tampang saja melainkan kemampuan olah peran mereka juga tak kalah merekahnya. Poin
lainnya, saya jadi tahu bukan hanya sekarang-sekarang ini saja kualitas akting
mereka yahut tapi memang sudah sejak baheula.
Dari judul dan posternya saja sudah
tertebak mau bercerita tentang apa film nomine film terbaik Oscar ini. Dua sisi
uang logam: polisi dan investigasi. Diadaptasi dari sebuah buku, membuat
film ini cukup terkesan padat dalam garis plot tebak-tebakan seru. Walau judul
dan posternya mudah ditebak, tidak sedemikian dengan jalan akhir ceritanya.
Saya gagal menebak siapa gembong penjahat dalam film ini sebelum terjawab dengan
sendirinya. Sial!
Mmm… Saya agak kesulitan
membeberkan sinopsisnya tanpa tak sengaja menjadi penghancur kejutan. Baiklah,
begini sederhananya… L.A. mengisahkan
upaya kepolisian Los Angeles mengembalikan citra positif setelah sempat
tercoreng karena insiden penghajaran beberapa tawanan di lorong sel oleh
beberapa oknum polisi di suatu pesta malam Natal. Sejalan dengan upaya itu,
kepolisian dihadapkan pada tuntutan mutlak suksesnya investigasi terhadap kasus
pembunuhan keji di sebuah kedai makan. Sialnya, saat itu tubuh internal
kepolisian sedang amburadul alias tak solid. Lengkap sudah!
Bagi saya, film investigasi
ini penuh MSG (vetsin). Lezat dilahap, bikin ogah mandeg sebelum kehabisan. Saya heran saja mengapa Akademi bisa
menominasikan film ini menjadi salah satu kandidat film terbaiknya (walaupun
akhirnya gagal). Untuk ukuran selera Oscar, L.A.
tergolong ringan, santai, bahkan asyik… Tak ada pengalaman sinematik aneh-aneh
di film ini. [B] 20/03/13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar