Kamis, 05 Januari 2012

Resensi Film: Drive (2011)

Bisa jadi film ini termasuk underdog di tahun 2011. Melihat konsensus kritikus film yang kebanyakan menyukainya, tentu memunculkan rasa penasaran. Film tentang apakah ini? Sinopsis belum saya baca, namun ada satu hal yang membuat saya “agak” percaya kebagusan film ini. Ya, diperankan Ryan Gosling yang notabene nampak selektif memilih film. Sebut saja film-film dia yang menghiasi tahun 2011 seperti The Ides of March dan Crazy, Stupid, Love.

Sampai film habis, saya tak tahu (ataupun karena saya yang kurang cermat) siapa nama si sopir karakter utama film. Tak dijelaskan apa latar belakangnya, tahu-tahu saja ia bekerja di sebuah bengkel, tinggal di flat, kerja sampingan sebagai stunt-man driver, bertetangga dengan wanita cantik beranak yang sedang tak tinggal bersama suaminya karena dipenjara. Wajahnya yang dingin, datar, dan jarang berkedip mata membuat misteri karakternya semakin menjadi-jadi. Gestur dan gerak-geriknya susah diterka, apakah ia pria yang baik atau jahat. Sebuah pujian patut dialamatkan untuk Gosling. Kisah menjadi kian jelas ketika si karakter utama terlibat dalam sebuah asmara dan kejadian misi perampokan yang tersabotase.

Film berproduksi desain era 80-an ini awalnya tenang, laten, dan seolah-olah menunggu bom waktu. Lewat sorotan panorama vertikal ke bawah dari atas pencakar langit Los Angeles (kalau tak salah) di malam hari, sentuhan sinematografi mencekam nan bergaya pun terbangun, lebih-lebih diselimuti musik latar techno bertensi waspada. Tanda tanya, tanda tanya, tegang, tegang, dan darah kental. Itu yang saya deskripsikan untuk plot Drive. Dalam beberapa hal mengingatkan kembali pada No Country for Old Men & Collateral. Bagi saya pribadi yang secara selera tak begitu menyukai film jenis ini, mmm… Drive cukup misterius. [B+] 05/01/11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar