Selasa, 10 Januari 2012

Resensi Film: Bin-Jip/3-Irons (2004)

Korea lagi, Korea lagi. Masih ada saja kejutan dari perfilman mereka. Sudah lama saya dapat referensi film ini dari seorang teman di kerjaan lama, namun baru akhir-akhir ini berhasil saya kopi dari (lagi-lagi) warnet. Thx! Sebuah film tak biasa tentang kejadian tak biasa pula. Film tak biasanya kenapa? Karena jarang dialog, tanpa menampilkan banyak kata dari sepasang pemeran utamanya. Yang saya ingat malah cuma ada satu teriakan ketika mengakhiri telepon sama ucapan “saranghaeyo”.

Kejadian tak biasanya kenapa? Karena dalam film ini diceritakan sepasang yang tak terduga kedekatannya menyelonong masuk ke rumah-rumah keluarga selama beberapa hari ketika kosong atau ditinggal pemiliknya. Mereka tak mencuri, tak neko-neko, malahan si cowok hampir selalu memperbaiki benda yang rusak di dalamnya. Setiap rumah yang memiliki benda rusak pasti ada kerusakan rumah tangga di dalamnya. Hal ini mau diungkapkan film karena ada satu rumah yang tak ada benda yang perlu diperbaiki dan diketahui belakangan bahwa kehidupan rumah tangga pemilik rumah ybs. memang harmonis.

Lewat jalan cerita yang agak sureal dan progresif, film ini memancing kita berandai-andai menganalisis kondisi-kondisi tertentu ketika bagaimana jika begini atau begitu, serta bagaimana-bagaimana jika lainnya. Ketika menjelang akhir film, barulah si strada mencantumkan apa yang hendak disampaikannya lewat alunan plot yang lambat, mengejutkan, kadang mencekam (mendekati horror lewat kekuatan olah mimik). Sayangnya, apa yang disampaikan epilog dirasa agak kurang sinkron dengan interpretasi yang saya dapat. Di atas itu semua, saya anggap Bin-Jip film nyeni yang masih nyaman dikonsumsi. [B+] 10/01/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar