Senin, 14 Februari 2011

Resensi: Yes Man (2008)


Menjawab “ya” untuk segala permintaan. Inilah resolusi ekstrem dari seorang Carl Allen (Jim Carrey) yang minder, apatis, dan penolak ajakan sosial. Pernah gagal membina rumah tangga, tak banyak kawan setia, serta luput dipromosikan kerja. Seolah tamat sudah kesempatan Carl bernafas lebih lama di dunia yang akhir-akhir ini mendambakan sosok motivator macam Mario Teguh.

Hingga tiba masa wahyu datang kepada Carl. Bermula saat ia secara tanpa sengaja berjumpa dengan kawan lama yang nampak sangat bergairah menjalani hidup karena berpikir telah sukses menggunakan mantra kata jawab “ya”. Yakni selalu menjawab “ya” acapkali diminta melakukan sesuatu. Si kawan lama pun memprospek Carl untuk bergabung dengan seminar motivasi “YES”. Awalnya Carl acuh tak acuh dengan ajakan ini. Namun karena hidupnya makin dirasa terpuruk, hasilnya tak ada jalan putar lain selain mencoba hal baru. Dan berputarlah roda masa turning point Carl…

Jikalau ingin bernostalgia dengan peran wajah karet Jim Carrey ala The Mask dan Ace Ventura pastilah Yes Man bisa jadi opsi tunggal mengingat belakangan ini Carrey lebih memilih peran lain dan menantang menurut opininya, katakanlah film macam Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Hiburan Yes Man terletak pada usaha penyederhanaan ide spekulatif tentang bagaimana jika kita mengubah kebiasaan demi perubahan. Dengan bungkus kemasan komedi slapstik, Yes Man termasuk kategori film bermaksud serius lewat cara pandang humor.

Tak ada jaminan bergaransi dari sutradara untuk membuat penontonnya ketularan menjawab “ya” selepas menonton Yes Man. Meski demikian, Yes Man mengusung topik spesifik untuk dibincang-candakan. [C+]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar