Senin, 14 Februari 2011

Resensi: The King's Speech (2010)


Sudah setahun lebih saya tak temukan film berskor A. King’s Speech cum laude! Film ini meneruskan kegemilangan beberapa film-film pendahulu berset monarki Inggris seperti The Queen dan Elizabeth. Yang membuat saya heran, ada-ada saja dan ternyata masih banyak ceruk Kerajaan Britania Raya yang bisa diobok-obok. Nah, kali ini King’s Speech berceritera lewat tokoh raja gagap George VI.

Duke of York atau Bertie (panggilan akrab George VI) menjadi penerus George V setelah kakak kandungnya (David) melepas mahkota raja karena lebih memilih menikahi kekasihnya yang dalam sistem monarki Inggris tidak boleh dinikahi oleh raja. Lantas apa masalahnya? Sejak awal film dikisahkan Bertie gagap, terutama saat berpidato. Isteri Bertie yang dimainkan secara natural oleh Helena Bonham Carter selalu berada di sampingnya mendukung dan menguatkan, hingga mencarikan terapis pidato. Banyak terapis yang gagal menyembuhkan Bertie hingga pada saatnya menemukan Lionel Logue yang diperankan secara meyakinkan oleh Geoffrey Rush.

Jangan dikira adegan demi adegan King’s Speech sorot sesi terapi Bertie melulu. Ranjau-ranjau kecil tersebar di setiap adegan. Hubungan antara sang raja dan si terapis pun tak selalu berjalan mulus. Terjalin simbiosis mutualisme di antara keduanya yang lucu tapi jujur nan tulus. Semua ini ditawarkan kepada pemirsanya dengan sinematografi yang rapi, menawan, dan elegan. Musik anggun iringan Desplat pun terasa memadu syahdu dalam tiap bingkainya.

Adalah Colin Firth si penghidup karakter Bertie. Untuk tampilan riil, ada beberapa adegan Firth nampak bukannya gagap malahan seperti mual. Tapi secara keseluruhan saya pikir pantas mengantarkan Firth ke podium Oscar. Dan tentu saja, akting Geoffrey Rush dalam film ini menjadi penyeimbang yang sempurna. Tanpa andil Rush saya meragukan hubungan sang raja dengan si terapis bisa tampil sebegitu intim.

Tom Hooper dengan direksi yang jelas telah mengemas King’s Speech sebagai sebuah film persahabatan abadi yang indah. Tepat mengena di jiwa. Biarkan King’s Speech berputar dan kita akan tahu betapa berharganya setiap kekurangan dalam diri. [A] -12/02/11-

1 komentar:

  1. jadi inget sama film What a Girl Want, Colin Firth gagap juga disitu

    BalasHapus