Rabu, 16 Februari 2011

Resensi: The Social Network (2010)


Social Network merupakan salah satu film buah bibir overrated di tahun 2010. Situs web sensus skor kritik Amerika metacritic.com memberi nilai di atas 90 dari skala 100. Sebuah prestasi yang jarang diperoleh film-film produksi tahun 2010. Piala Golden Globe kategori film drama terbaik sudah diraihnya. Tinggal menunggu hasil puncak perhelatan kemilau Oscar 27 Februari 2011 mendatang untuk mengetahui akankah film tentang jejaring sosial popular ini akan memantapkan diri sebagai film terbaik lagi.

Mulai adegan pembuka Social Network mengisyaratkan bahwa dia bukan film main-main. Mark Zuckerberg (pencetus facebook) berbincang tajam dengan pacarnya di dalam sebuah bar. Memperbincangkan banyak hal prinsipil yang berujung pada keretakan hubungan keduanya. Zuckerberg yang seorang mahasiswa jenius bidang informatika lalu pulang dengan melampiaskan amarahnya lewat pembuatan situs sosial main-main buat kalangan internal mahasiswa Harvard, alhasil situs ini diminati seabrek mahasiswa dalam waktu sekejap.

Bakat emas Zuckerberg diendus Winklevoss bersaudara yang mahasiswa Harvard juga. Kembar dari anak konglomerat ini mempunyai ide pengembangan situs web jejaring sosial bernama Harvard Connection, yang belakangan dianggap sebagai cikal bakal ide facebook. Zuckerberg setuju bergabung dengan tim mereka. Namun tiba-tiba muncul situs jejaring atas nama Zuckerberg yang ide dasarnya diaku mirip Harvard Connection oleh Winklevoss bersaudara dengan tanpa mengatasnakaman mereka. Lewat beberapa perdebatan dan pertimbangan yang panjang, Winklevoss bersaudara pun mengajukan tuntutan terhadap Zuckerberg atas dalih pencurian ide atau hak intelektual.

Proses persidangan menjadi inti plot Social Network. Zuckerberg dituntut oleh dua kubu: Winklevoss bersaudara dan rekan chief financial excecutive (CFO)-nya Eduardo Saverin yang merasa telah dikhianati. Cara mengupas kebenaran yang netral dari perdebatan dalam sidang membuat Social Network semakin menarik diikuti. Dia tidak hanya memojokkan Zuckerberg namun juga melampirkan hal-hal yang mendasari semuanya. Berimbang.

Cinta, kawan, dan lawan menjadi pilar utama skenario implisit Social Network. Setiap kata dari pemeran Zuckerberg menjadi terasa sarkas dan pedih ketika kita lihat mimik keras dan apatis yang menyertainya. Salut buat Jesse Eisenberg. Anda akan semakin gemas dengan aktingnya hingga melihat ekspresi di pungkasan film yang seharusnya membuat dia tampak menyedihkan. Meski buat saya pribadi Social Network bukan film terbaik tahun 2010, namun lewat isu dan pesan yang diangkat film ini patut dinobatkan sebagai movie of the year. [A-] 15/02/11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar