Ada dua pemain bola
naturalisasi Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di sini. Tengok saja poster
filmnya. Wajah mereka terpampang seolah jadi pemeran utama. Padahal tidak! Tak
masalah, karena Mas Hanung yang jadi strada di sini. Saya tunggu film kresinya
yang jeblok dari kemarin-kemarin. Tapi belum dapat. Sialnya, saya bilang saja
sejak awal, saya tak dapatkan jawaban yang saya gadang-gadangkan itu lewat film
ini. Tendangan dari Langit absolut
menghibur!
Formula yang dipakai Mas
Hanung dalam film ini sebenarnya tak ada yang spesial. Hampir sepanjang adegan
mudah ditebak. Tapi tetap saja enak dinikmati. Tendangan sadar tempo, kapan mulai terasa menjenuhkan, kapan harus
memenye-menyekan diri, ia sadar untuk bertindak. Hampir seperti ritme Skyfall yang belum lama ini saya tonton.
Dinamika terjaga, itu kata kunci penggarapan film ini, menurut saya.
Singkatnya, Tendangan berkisah tentang seorang
pemuda desa (warga sekitar Bromo) belasan tahun yang punya bakat jadi pemain
bola top. Bapaknya tak restu. Ia dihadapkan pada pilihan, patuh atau tidak.
Pada suatu kesempatan, secara Bollywood, bakatnya terendus pelatih Persema. Diliriklah
ia jadi calon pemain di klub bola dari Jawa Timur itu.
Saya jarang menyukai tempelan
atau subplot film, tapi di garapan Mas Hanung yang satu ini… saya suka. Mulai
dari pemakaian set waktu kekalahan timnas dari Malaysia di Piala AFF 2010
sampai nuansa dunia putih abu-abunya (yang mana Mas Hanung megang banget perkara
ini di Catatan Akhir Sekolah). Pemilihan
peran dari Mbak Hanung (Zaskia Adya Mecca) patut diapresiasi. Bisa memilih
Sujiwo Tedjo yang fasih melontarkan umpatan Jawa Timur-an, dan si pemeran utama
yang benar-benar natural. Selain mereka berdua, juga banyak yang oke.
Satu yang paling saya tak
sukai dari film ini… adalah musik iringan Tya Subyakto. Ada satu instrumen
bernada lagu Video Killed the Radio Stars
tapi terkesan tak mengaku alias dikira penontonnya tak ngeh apa? Untung saja ditebus satu lagu tema dari Kotak yang
berjudul sama dengan judul film. Saya rasa, lagu ini termasuk satu lagu-tema yang
keren. Semangatnya dapat.
Baiklah, Mas Hanung. Saya
tunggu karya-karya panjenengan berikutnya.
Dwilogi film Perahu Kertas belum saya
nikmati. Mungkin sampai pengujung 2012, saya masih belum punya komplain berarti
untuk salah satu strada-muda berkualitas di Indonesia ini. [B+] 05/12/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar