Kamis, 06 Desember 2012

Resensi Film: Tendangan dari Langit (2011)

Ada dua pemain bola naturalisasi Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di sini. Tengok saja poster filmnya. Wajah mereka terpampang seolah jadi pemeran utama. Padahal tidak! Tak masalah, karena Mas Hanung yang jadi strada di sini. Saya tunggu film kresinya yang jeblok dari kemarin-kemarin. Tapi belum dapat. Sialnya, saya bilang saja sejak awal, saya tak dapatkan jawaban yang saya gadang-gadangkan itu lewat film ini. Tendangan dari Langit absolut menghibur!

Formula yang dipakai Mas Hanung dalam film ini sebenarnya tak ada yang spesial. Hampir sepanjang adegan mudah ditebak. Tapi tetap saja enak dinikmati. Tendangan sadar tempo, kapan mulai terasa menjenuhkan, kapan harus memenye-menyekan diri, ia sadar untuk bertindak. Hampir seperti ritme Skyfall yang belum lama ini saya tonton. Dinamika terjaga, itu kata kunci penggarapan film ini, menurut saya.

Singkatnya, Tendangan berkisah tentang seorang pemuda desa (warga sekitar Bromo) belasan tahun yang punya bakat jadi pemain bola top. Bapaknya tak restu. Ia dihadapkan pada pilihan, patuh atau tidak. Pada suatu kesempatan, secara Bollywood, bakatnya terendus pelatih Persema. Diliriklah ia jadi calon pemain di klub bola dari Jawa Timur itu.

Saya jarang menyukai tempelan atau subplot film, tapi di garapan Mas Hanung yang satu ini… saya suka. Mulai dari pemakaian set waktu kekalahan timnas dari Malaysia di Piala AFF 2010 sampai nuansa dunia putih abu-abunya (yang mana Mas Hanung megang banget perkara ini di Catatan Akhir Sekolah). Pemilihan peran dari Mbak Hanung (Zaskia Adya Mecca) patut diapresiasi. Bisa memilih Sujiwo Tedjo yang fasih melontarkan umpatan Jawa Timur-an, dan si pemeran utama yang benar-benar natural. Selain mereka berdua, juga banyak yang oke.

Satu yang paling saya tak sukai dari film ini… adalah musik iringan Tya Subyakto. Ada satu instrumen bernada lagu Video Killed the Radio Stars tapi terkesan tak mengaku alias dikira penontonnya tak ngeh apa? Untung saja ditebus satu lagu tema dari Kotak yang berjudul sama dengan judul film. Saya rasa, lagu ini termasuk satu lagu-tema yang keren. Semangatnya dapat.

Baiklah, Mas Hanung. Saya tunggu karya-karya panjenengan berikutnya. Dwilogi film Perahu Kertas belum saya nikmati. Mungkin sampai pengujung 2012, saya masih belum punya komplain berarti untuk salah satu strada-muda berkualitas di Indonesia ini. [B+] 05/12/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar