Karakter
utama dalam Legacy
dibintangi oleh Jeremy Renner, yang memang cukup pantas memerankan
figur spion galau. Bukan galau cinta-cintaan tentu saja, namun Bourne
selalu mengedepankan ihwal pencarian identitas. Kali ini dikisahkan
bahwa Jason Bourne tetap berkeliaran mengancam stabilitas badan
intelejen USA. Ia tak kasat mata tapi menghantui. Demi mengamankan
supaya borok operasi rahasia program intelejen tak bakal dibongkar oleh
Bourne atau pihak-pihak lain tak terduga, maka semua agen terlibat
hendak dilenyapkan. Nah, disinilah mulai terletak titik tolak
perjalanan plot Legacy.
Ketika operasi pelenyapan dilakukan, ada satu nama yang kelewat. Ia
lolos.
Yah,
buru-kejar. Itulah kenikmatan hakiki Legacy.
Tak ada yang lain. Plotnya sederhana, tak serumit trilogi Bourne
sebelumnya. Sejak awal film, saya sempat merasa sinematografi nan
ragu-ragu/kikuk. Tapi setelah drama perkenalan selesai dan tahap
buru-kejar dimulai, maka terpanggilah nostalgia Bourne-ish yang
ditunggu-tunggu. Musik latarnya kencang berbaur dengan koreografi
aksi yang matang. Terlebih lagi dalam adegan klimaks di tengah
jalanan tumplak jeepney di Metro Manila.
Kondisi
ini mirip sekali dengan Spidey
4. Tercium sekali aroma
keteteran terhadap trilogi pendahulunya. Kalaupun masih akan
diteruskan, butuh formula pil biru. [B] 23/12/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar