Banyak
kritik dilancarkan untuk tim juri Oscar ketika tak memasukkan TDK
sebagai nomine film terbaik. Malah, seingat saya sejak latar belakang
kekecewaan itu Oscar mulai mengizinkan 10 judul dalam nominasi film
terbaik. Sebegitu dahsyatnya pengaruh TDK sebagai salah satu
pendorong berubahnya mekanisme pengkategorian Oscar. Terlebih, lewat
film itu juga (alm.) Heath Ledger mendapat penghargaan secara
anumerta. Maka, tak dapat dipungkiri jika ada beberapa kalangan yang
mengharap supaya seri penutup Batman-nya Nolan TDKR menjadi The
Return of The King-nya TLOTR.
Diganjar Oscar sebagai film terbaik lewat seri pungkasan.
Yang
saya lihat sejak awal film, TDKR konsisten membawa formula ketegangan
dan kegetiran prekuelnya. Sisi gelap tanpa desain produksi
warna-warni dengan iringan musik pemacu tekanan darah dari Hans
Zimmer (lagi, dia melakukannya secara sempurna mendarah-daging!).
Plotnya, meneruskan TDK. Si Batman pensiun sewindu, dengan cap
sebagai kriminal sengaja dikorbankan demi memunculkan tokoh pahlawan
dari kalangan kepolisian Gotham. Demi mengangkat sosok pahlawan
nyata, tak bertopeng, dan sistematis. Selang waktu itu pula, di lain
tempat sedang terbangun kekuatan jahat dari masa lalu Batman yang
berniat mengobrak-abrik kedamaian “semu” Gotham sepeninggal
eksistensi Batman. Setelah si penjahat muncul, Batman berpikiran
pembunuhan karakternya selama ini belum tepat maka bangkitlah kembali
ia ke kancah penegakan kebenaran di Gotham. Di film ini, kita akan
menemui tokoh tamu Cat Woman yang dibintangi secara menggoda oleh
Anne Hathaway.
Secara
umum, saya memosisikan TDKR sebagai seri penutup. Pendinginan dari
sebuah trilogi. TDK tetap mengabadi sebagai klimaksnya. Sebuah
langkah bijak jika Nolan benar-benar afirmatif menutup trilogi
Batman-nya lewat TDKR. Ia bisa pensiun dengan tenang sebagai penggawa
strada Batman. Menemani kesuksesan Peter Jackson sebagai penggawa
trilogi TLOTR dan Sam Raimi dengan trilogi Spider-Man. [B/A] 02/12/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar