Minggu, 02 Desember 2012

Resensi Film: The Dark Knight Rises (2012)

Suatu ketika saya membaca artikel di salah satu web portal berita berbahasa Indonesia, tentang surat perpisahan Christopher Nolan atas pamungkasnya trilogi Batman ala Nolan. Lewat surat itu, kita akan menyadari bahwa betapa Nolan telah membawa trilogi Batman kreasinya ke tingkat personal. Diawali Batman Begins, kemudian dikejutkan dengan gegap-gempita The Dark Knight (TDK), dan ditutup oleh The Dark Knight Rises (TDKR). Satu pencapaian kontribusi luar biasa atas interpretasi lain dari sebuah karakter komik berkostum ala kelelawar. Tak perlu lagi membanding-bandingkan sajian Batman antara kreasi dari Nolan dan kreasi Tim Burton pada seri-seri sebelumnya.

Banyak kritik dilancarkan untuk tim juri Oscar ketika tak memasukkan TDK sebagai nomine film terbaik. Malah, seingat saya sejak latar belakang kekecewaan itu Oscar mulai mengizinkan 10 judul dalam nominasi film terbaik. Sebegitu dahsyatnya pengaruh TDK sebagai salah satu pendorong berubahnya mekanisme pengkategorian Oscar. Terlebih, lewat film itu juga (alm.) Heath Ledger mendapat penghargaan secara anumerta. Maka, tak dapat dipungkiri jika ada beberapa kalangan yang mengharap supaya seri penutup Batman-nya Nolan TDKR menjadi The Return of The King-nya TLOTR. Diganjar Oscar sebagai film terbaik lewat seri pungkasan.

Yang saya lihat sejak awal film, TDKR konsisten membawa formula ketegangan dan kegetiran prekuelnya. Sisi gelap tanpa desain produksi warna-warni dengan iringan musik pemacu tekanan darah dari Hans Zimmer (lagi, dia melakukannya secara sempurna mendarah-daging!). Plotnya, meneruskan TDK. Si Batman pensiun sewindu, dengan cap sebagai kriminal sengaja dikorbankan demi memunculkan tokoh pahlawan dari kalangan kepolisian Gotham. Demi mengangkat sosok pahlawan nyata, tak bertopeng, dan sistematis. Selang waktu itu pula, di lain tempat sedang terbangun kekuatan jahat dari masa lalu Batman yang berniat mengobrak-abrik kedamaian “semu” Gotham sepeninggal eksistensi Batman. Setelah si penjahat muncul, Batman berpikiran pembunuhan karakternya selama ini belum tepat maka bangkitlah kembali ia ke kancah penegakan kebenaran di Gotham. Di film ini, kita akan menemui tokoh tamu Cat Woman yang dibintangi secara menggoda oleh Anne Hathaway.

Secara umum, saya memosisikan TDKR sebagai seri penutup. Pendinginan dari sebuah trilogi. TDK tetap mengabadi sebagai klimaksnya. Sebuah langkah bijak jika Nolan benar-benar afirmatif menutup trilogi Batman-nya lewat TDKR. Ia bisa pensiun dengan tenang sebagai penggawa strada Batman. Menemani kesuksesan Peter Jackson sebagai penggawa trilogi TLOTR dan Sam Raimi dengan trilogi Spider-Man. [B/A] 02/12/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar