Makin ke sini Joseph
Gordon-Levitt kian kelihatan selektif memilih peran. Bergabungnya ia menjadi
pemeran utama di Looper menambah
kepastian itu. Film ini kombinasi drama-thriller-fiksi
ilmiah. Looper terlihat memikat karena
momentumnya tepat, muncul di tengah paceklik film berjenis serupa. Aki-aki
spesialis macam Steven Spielberg saja sedang absen memproduksi film begituan.
Sekarang ia lebih gandrung kisah historis macam War Horse dan Lincoln.
Mengambil waktu kejadian tahun
2044, ketika 30 tahun setelah itu ditemukan mesin waktu dan penggunaannya
tergolong terlarang. Di era sebelum mesin waktu ada, terdapat sindikat
eksekutor mati atas orang-orang kiriman dari sindikat di masa depan. Profesi
algojo tersebut disebut looper. Imbalan
yang diterima cukup untuk sekadar hura-hura hedonis. Tugas mereka sederhana. Di
suatu lokasi, mereka tinggal menunggu sasaran tembak tepat pada waktu yang
dijadwalkan. Tanpa perlu tahu identitasnya, ketika target tembak (kepalanya
tertudungi) dari masa depan hadir di depan mata, langsung saja tembak, DOR!!! Masih
bingung dengan penjelasan dari saya? Santai saja, kalau sudah menyimak filmnya
pasti akan terjelaskan. Cukup naratif dan tak berbelit.
Lalu, apa yang membuatnya
perlu dibahas? Nah, sampailah kita pada satu adegan konflik. Yakni tatkala
seorang looper dihadapkan dengan
target tembak yang bukan lain merupakan dirinya sendiri yang datang dari 30
tahun mendatang. Ia harus mengeksekusi raganya sendiri yang dikirim dari masa
depan. Bunuh, tidak, tetap bunuh, atau ragu? Tanyakan saja pada diri sendiri.
Apa kita tega membunuh diri kita sendiri? Ide dasar Looper adalah siklus. Lewat faktor inilah plot dibuat bernuansa filosofis,
tanpa mesti perlu khotbah berbuih-buih.
Seperempat awal film ini
sangat memaku saya, setelah itu mengendur, namun simpul ikatan di akhir film
cukup mantap. Ibarat sepatu tali, si pemakai pun percaya diri berjingkrak
mengenakan sepatu itu. Jika saja film ini mau sedikit bersabar untuk temukan adegan
monumental, semisal hujan katak dalam Magnolia,
sinematografi manuver slo-mo 360
derajat ala Matrix, dsb., maka Looper bisa saja melegenda. Beneran. [B+] 10/12/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar