Minggu, 30 Desember 2012

Resensi Film: Argo (2012)

Wow! Itu ekspresi saya untuk Ben Affleck. Aktor sekaligus strada film Argo. Jika saja Ben bukan seorang aktor terkenal, mungkin ketakjuban berlebihan tak bakal terusung. Saya sudah pernah menonton karya-karya Ben (salah satunya The Town). Selama ini tak ada yang mengecewakan. Ia potensial. Dan lewat Argo inilah ia patenkan predikat aktor-jadi-strada yang sukses.

Film berdasar kisah nyata tentang penyelematan 6 warga USA (dari berbagai latar belakang) dari aliran protes keras rakyat Iran penuntut ekstradisi Reza Pahlevi di kedutaan besar USA di Teheran. Sebenarnya mereka belum sempat berstatus sebagai sandera karena mereka berhasil meloloskan diri dari sergapan pemrotes dan bernaung di dalam kedutaan besar Kanada di Teheran. Tersisa satu misi: membawa pulang keenam warga USA tersebut sebelum disandera. Di sinilah keunikan kisah Argo, sebuah penyelamatan besar tanpa campur-tangan adu fisik militeristik. Mau tahu apa strategi pembebasannya? Lihat saja sendiri filmnya.

Film ini ada bumbu politisnya, tak mutlak drama humanisme. Di bagian prolog, kita diantarkan oleh narasi historis yang enak dinikmati. Meski sekejap, kita jadi mampu pegang benang merahnya. Lalu, kita diajak menikmati drama politik hingga sampai pada jelang paro akhir film barulah memasuki pusaran thriller sensasional. Strada berpengalaman saja belum tentu mudah membangun ketegangan film jika terbiasa bermain di zona aman, misal drama haru-biru. Ben bisa!

Baiklah, tak ragu lagi. Saya kira film ini siap masuk keranjang nomine Best Picture Oscar esok. [A-] 30/12/12   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar