Senin, 08 April 2013

Resensi Film: Fa Yeung Nin Wa/In the Mood for Love (2000)

Lewat film ini, saya mulai kenal baik citarasa ala Wong Kar-Wai. Ia tak pernah begitu rapi, terutama secara penyuntingan gambar. Ia coba tak begitu terbebani dan sibuk dengan segala aspek teknis sebagai pemanis, malahan ia buat hal-hal teknis tampil apik di saat yang tepat. Yang penting nuansa dan rasa tersampaikan. Itulah yang menjadikan sinematografi Wong sangat khas.

Film ini sungguh-sungguh sederhana. Diawali, disisipi, dan diakhiri dengan kata-kata naratif. Bertemakan cinta, lewat topik perselingkuhan. Sebuah kisah kriminalitas-emosi yang hangat tanpa perlu menonjolkan adegan seks. Di film ini akting dua pemeran utamanya: Tony Leung dan Maggie Cheung jelas masing-masing memegang kartu as. Lewat cerminan ekspresi mereka, kita sebagai penonton dibantu mengetahui dan merasakan apa yang tengah bergolak dalam hati dan pikiran mereka.

Yang bikin gemas dari film ini adalah ada dua karakter di dalamnya yang tak pernah dilihatkan sosok atau wajahnya secara gamblang. Bukan tanpa tujuan tentu si strada memilih cara demikian. Setelah rampungkan film, saya berpikiran dengan tanpa mengetahui secara eksplisit wujud kedua karakter tersebut maka saya mudah digiring untuk fokus pada kedua karakter utama saja. Tak terdistraksi oleh embel-embel yang kurang penting, karena film ini hanya mau menceritakan tentang relasi emosional antara dua orang itu saja. Bukan yang lain.

Hebatnya lagi, film ini mampu secara mulus menyambungkan dirinya dengan film Wong Kar-Wai lain berjudul 2046. Film-film Kar-Wai yang telah saya tonton hampir selalu tersampaikan secara puitis. In the Mood for Love menjadi salah satu contoh kuatnya. [B+] 07/04/13

N.B.
Sepintas diperdengarkan lagu Bengawan Solo (versi bahasa Inggris) di film ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar