Kisah klasik dari sastrawan
Rusia Leo Tolstoy ini dibuat teatrikal ala seni panggung oleh strada Joe Wright
(Pride & Perjudice, Atonement). Tentang tragedi dan
pemaknaan cinta lewat 3 bilah konflik asmara era pertengahan abad ke-19 di
lingkungan aristokrat. Saya tak sangka sebelumnya bahwa kisah ini kadung populer. Yang menjadi pertanyaan utama
saya di sini adalah mengapa Joe Wright lagi-lagi memasang Keira Knightley
sebagai pemeran sentralnya?
Saya amati akting Mbak Keira
sepanjang durasi film. Kok saya
merasa aktingnya kurang konsisten ya? Memang emosinya dikisahkan fluktuatif,
namun ekspresi wajah yang dihasilkan Mbak Keira terkesan (maaf) palsu. Secara
keseluruhan penyuntingan film ini terkesan kasar bagi saya, yang paling
menghibur adalah desain produksi dan komposisi musiknya. Pengambilan gambar
secara outdoor cukup minimal, makanya
saya bilang film ini ala seni panggung. Kalau dibilang eksperimental, masih
nanggung. Beda kasta dengan eksperimentalitas film Dogville (Lars Von Trier).
Film ini menceritakan 3
konflik asmara: (1) isteri selingkuh; (2) patriarki suami; dan (3) tobat cinta.
Problemanya pada krusial. Saya pikir, lengkap sudah. Untuk ukuran film yang
sudah jamak diketahui, Anna versinya
Joe Wright kurang spesial. Dramanya tersampaikan, namun ekstase tragisnya pupus…
[B-] 14/02/13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar