Laju melambat hingga akhirnya mesin motor tuk-tuk dimatikan oleh si pengemudi. Akhirnya sampai juga. Saya
bertanya ke si pengemudi, tepatnya kami sekarang di candi apa (lebih-kurang
begitu). Angkor Wat. Oke, inilah candi pertama yang kami kunjungi di kompleks cagar
alam luas salah satu sokongan UNESCO. Situasi sekitar masih gelap remang-remang.
Di pelataran parkir ada kios berneon terang ditemani deru suara operasi mesin
diesel yang sudah berjualan, pembelinya berjubel. Awalnya saya pikir sebuah warung
jus buah, belakangan baru diketahui kalau ia jualan kopi, aneka minuman ringan,
dan penganan ringan.
Setapak
demi setapak kami lalui. Setelah naiki beberapa anak tangga pertama, kami
dihadang petugas pengecek kartu pengunjung (lagi). Tak masalah, sejauh ini mereka
selalu ramah. Spontan saja, saya keluarkan hape
murah-meriah Nokia 1280 dari saku-kanan celana guna nyalakan senter terangi
jalan supaya tak salah melangkah. Gelap betul waktu itu. Banyak juga turis lain
yang melakukan hal serupa. Saya sebenarnya tak begitu jelas mau ke mana arah
melangkah, ikuti saja rombongan para turis sajalah (batin saya). Tak lama
berjalan, sampailah kami pada belokan di mana (awalnya) puluhan turis
berkumpul. Saya mulai paham sekarang. Di situlah titik populer atraksi penantian
sunrise. Kami pilih area yang masih kosong. Pas dekat kolam, jadi bisa buat
duduk sekalian beralaskan bebatuan.
Bermenit-menit
menunggu sang surya menyapa dari ufuk timur di belakang Angkor Wat yang berdiri
tegak di hadapan kami. Sampai pukul 06.00 ternyata di sana masih saja terbilang
gelap, hingga sedikit demi sedikit kolam di depan kami pantulkan siluet lekuk candi
Angkor Wat. Wah, itulah momen pertama saya saksikan Angkor Wat secara langsung.
Lewat bayangan di atas permukaan air. Maklum, sejak sampai di sana candi sama
sekali tak kelihatan. Ini seperti kejutan permainan cahaya alamiah. Cantik nian…
Tak disangka, tadinya yang saya rasa pengunjung Angkor hanya puluhan atau ratusan kurus sekarang jadi tumplak ruah menjadi ratusan gemuk atau bahkan ribuan berada di belakang tempat kami duduk dan berpijak. Sekarang sekitaran sudah kelihatan jelas, matahari telah menerangi Angkor Wat!
Udara di pagi hari itu sejuk nian. Mereka sapa kami bersahabat. Tak buat kami gampang merasa kelaparan. Eksplorasi pun dimulai… Episode berikutnya, saya lanjutkan dengan unggahan gambar-gambar. [01/02/13]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar