Meleset! Saya suka sekali
menonton film dengan tak baca sinopsisnya dulu. Kali ini, judul yang ada
membuat saya berpikiran ceritanya bakalan tentang sesuatu yang relijius. Memang
tak sepenuhnya meleset, namun bagi saya film ini bukan tentang itu. Sisi
spiritualisme ala sublimasi pun, meskipun ada, kurang terkoneksi pada diri
saya. Namun, sebagai tamba (obat)
kecele… Film ini punya sesuatu.
Malik, seorang narapidana baru
(saya tak begitu peduli dengan latar belakang kenapa dia dijebloskan ke dalam
penjara), tersubordinasi oleh “jawara”
mafia Italia. Tak butuh waktu lama, Malik yang seorang Arab menjadi bawahan
kelompok Italia di dalam komunitas sel. Tentu saja ini menjadi konflik awal
yang memikat. Mudahnya saja, ia bisa dianggap sebagai penjilatlah?
Pembangkanglah? Atau praduga lainnya dari seluruh penghuni di lembaga
pemasyarakatan (lapas). Malik menjaga sisi kemisteriusan ihwal seriuskah dia
dengan pilihannya itu di hampir sepanjang durasi film. Sebuah catatan penting
tentang karakter Malik dari saya, ia diperankan secara oke dan konstan oleh si aktor
pemerannya.
Kata ‘sesuatu’ (tanpa mendesah
ala Syahrini) yang saya bilang di atas bukan lain merupakan bagaimana film ini
mampu mengungkapkan secara dramatis bahwa jeruji sel penjara tak lantas membuat
ruang gerak penghuninya terbatas. Nah, dari sini saya mulai bingung. Apa
sebenarnya maksud di balik ungkapan ini. Apakah niatannya ingin menyampaikan
bahwa penjara tak cukup efektif memberikan efek jera atau dengan kata lain
bukanlah suatu solusi tepat. Atau ada maksud amanat lainnya? Saya tak cukup
diyakinkan oleh film ini.
Ceritanya akan lain lagi
umpama saya melihat film ini sebagai drama mafia tanpa tedeng aling-aling pesan
sponsor filosofis. Saya sangat bisa menikmatinya secara lepas karena ini salah
satu karya yang berani dan menantang. [B] 02/05/13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar