Minggu, 13 Januari 2013

Resensi Film: Mission: Impossible - Ghost Protocol (2011)

Walaupun sudah terlanjur basi, menonton film ini berfungsi sebagai usaha pembuktian dari saya bahwa pujian-pujian yang dilontarkan pada sang strada Brad Bird memang benar adanya. Saya sebelumnya tak pernah menonton penuh film-film Mission Impossible-nya Tom Cruise, pun sudah lupa bagaimana dulu seri TV-nya berjalan. Kali ini saya berharap semoga saja, tak kesulitan mengikuti plotnya. Ternyata harapan saya terkabul. Mengikuti alur ceritanya mudah betul karena tak rumit dan lebih mengutamakan adegan berkejaran dengan waktu khas penyamaran dan penyusupan.

Misi utamanya satu. Menggagalkan peluncuran rudal nuklir penyulut perang dunia baru. Set eksotis yang dipilih Hungaria, Rusia, Dubai, India, dengan detail Kremlin dan Burj Khalifa yang membuat kita tak begitu penasaran lagi dengan apa-apa saja yang ada di sana. Dari tampilan kredit produksi di awal film pun kita sudah bisa dapat gambaran plot film, sama halnya ketika kita menyimak film-film Bond. Bedanya, di sini mengutamakan jalannya tim, dan kurang ada sentuhan flamboyan. Dalam film ini gadget lumayan mendapat porsi utama, mengingat itu juga salah satu ciri utama Mission.

Keutamaan film ini bagi saya lebih ke faktor penyajian kejutan-kejutan yang tujuannya membuka misi-misi baru. Ia semisal game RPG, pintu demi pintu dilalui hingga meraih garis finish. Sepanjang film iringan musik mendominasi, sepintas mengigatkan saya pada sinetron INA yang mana rata-rata musik latarnya hmpir tak pernah berhenti sepanjang durasi. Namun, di sini musik latarnya ditujukan supaya penonton terbawa oleh suasana tegang.

Drama dalam Ghost bagi saya biasa saja, tapi yang menarik adalah penggarapannya yang elegan. Tak mau terjebak dalam berlama-lama menggarap adegan aksi. Jelas sekali, Ghost tak mau dianggap film seri aksi ecek-ecek. [B+] 13/01/13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar