Saya
tak cepat menangkap tentang apa film ini. Adegan-adegan awal begitu
biasa, namun ketika kita diajak masuk ke dalam adegan kokpit pesawat
terbang… yang terjadi adalah ketegangan mencekam. Saya bahkan
sempat berpikiran bahwa apakah ini disaster
movie? Setelah adegan mencekam
itu lewat, saya masih belum juga bisa menduga perihal apakah film
ini. Pertanyaan menggantung ini tak kendurkan hasrat saya menyelami
plot Flight.
Menjelang
pertengahan film, saya baru bisa menerka tentang plot yang sedang
dibangun. Sejak awal, plot utama memang terkesan terselubung. Di sini
saya takkan beberkan sinopsis Flight.
Yang jelas, ia bercerita tentang sebuah aksi heroik dari pilot
alkoholik. Aksi itu menyeret sang pilot unik pada konsekuensi
dilematis menyangkut siklus di masa lalunya dan lembaran baru
kehidupannya di masa depan.
Di
film ini, iringan musik dari Alan Silvestri tak semembahana ketika
mengalun di Forrest Gump.
Ia lirih, merendah hati. Jika ada satu bintang cemerlang di sini, tak
lain adalah pemeranan Denzel Washington. Akting mabuknya tokcer.
Singkat kata, ia siap masuk (lagi) keranjang nomine Oscar.
Film
ini selintas mengingatkan kita pada berita tentang pilot salah satu
maskapai pesawat terbang INA berlogo singa yang diketahui mengonsumsi
narkoba. Adegan menyesakkan di bagian awal film menyisakan efek cukup
traumatis. Awal dan akhir film, itulah bagian “g-spot”-nya
Flight.
[B] 05/01/13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar