Rabu, 16 Januari 2013

Resensi Film: Lincoln (2012)

Steven Spielberg kembali pada akar film historisnya yang dikenal “berat”. Perlu diperjelas di sini, yang dimaksud dengan “berat” lebih ke faktor kolosalitas drama politik historis. Sekali saja menonton film ini bagi saya masih sisakan jamak sekali artikulasi dialog yang tak terpegang. Bukan karena bahasa komunikasi nan membingungkan atau semu—justru film ini cukup bersahabat dalam hal penggunaan kalimat kiasan—namun melainkan karena berjibunnya karakter yang campur tangan dalam tiap babak. Membuat saya kadang bingung mengingat dan menentukan bahwa ini siapa yang sedang bicara dan tadinya ia jadi apa, begitu seterusnya.

Perbincangan tentang Lincoln kian menarik jika dikaitkan dengan ajang Oscar 2013. Ia berhasil meraih nomine terbanyak, termasuk sebagai film terbaik. Seberapa kansnya? Lincoln boleh dibilang jenis film selera para anggota Akademi yang setahu saya masih cukup konservatif. Menghargai setinggi-tingginya film berbau nasionalisme (dalam artian luas) USA dan pedantik. Melihat kenyataan ini, Lincoln bisa siap-siap membawa pulang Piala Oscar. Di lain sisi, hati saya untuk Zero Dark Thirty sejauh dari film-film termasuk nomine film terbaik yang sudah ditonton.

Satu yang sudah jelas dan harus diganjar Piala Oscar oleh anggota Akademi: Daniel Day-Lewis, si pemeran utama. Menyaksikan aktingnya sebagai Lincoln membuat saya tak kenal Daniel lagi. Ia kerasukan karakter Lincoln. Elok nan gendheng! Produksi suaranya, gesturnya, dan segala atribut yang merekat di badannya. Saya sebenarnya tak kenal betul dengan personalitas sosok Abraham Lincoln yang masyhur itu. Entah Day-Lewis menerjemahkannya dari apa, manuskripkah? Memoarkah? Saya dibuat tak berdaya, menjadi percaya dan yakin bahwa seperti itulah figur Lincoln. Suatu pencapaian akting memorabel dari Day-Lewis.

Tak perlulah saya cerita tentang sinopsis film ini, mengingat keterbatasan saya dalam menyerap plot. Pun pada dasarnya, film ini menyoroti babak akhir hayat Lincoln dan perjuangan monumentalnya. Ia merupakan presiden USA yang pertama berhasil menetaskan amandemen UU perbudakan. Ia terlahir untuk menjadi bagian sejarah, perubahan fundamental atas nasib-dari-dalam sebuah bangsa. Walaupun tokoh Lincoln tak masuk dalam deretan 100 tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah versi Michael H. Hart, sudah karuan ia mendapat tempat terhormat di sanubari warga USA. Makanya, film seperti Lincoln ini bakal relevan diproduksi Hollywood kapanpun. Dan sekaranglah saatnya Steven Spielberg berunjuk gigi angkat sosok-historis besar USA.

Sekali lagi, ciyus! Film drama politis ini alot dikunyah. Meski tak sepenuhnya berhasil saya serap, beberapa adegan menggetarkan. Yang lebih membuatnya menggetarkan lagi yakni tatkala kita saksikan adegan-adegan Lincoln sedang mendongeng. Karismanya terpancar, sebagai bapak negeri sejati dengan segala kelebihan dan kekurangannya. [B/A] 15/01/13

1 komentar:

  1. Saya juga suka film ini, kebetulan saya ada koleksinya, silahkan kunjungi blog saya :D
    Lincoln [ 2012 USA BrRip 1080p YIFY Audio English Subtitle English, Indonesia 2000 MB ]

    http://www.amadei33.com/2015/04/lincoln-2012-usa-brrip-1080p-yify-2000.html

    Silahkan kalau mau donlot


    amadei33.com

    BalasHapus