Selasa, 29 Januari 2013

Almanak: Hampir 6




Hampir 6 tahun berselang… Sejak untuk pertama kalinya saya injakkan kaki di luar Indonesia dengan stempel basah di atas lembar-kertas paspor. Malaysia, negeri jiran yang selalu diposisikan sebagai saudara lama jarang akur ini merupakan pintu pertama bagi saya tuk kunjungi negara-negara lainnya. Dulu, saya cicipi megahnya bandara KLIA. Sekarang, saya jajal kesederhanaan LCCT. Meskipun berkode bandara sama yakni KUL. Namun keduanya berjauhan. 


Dan pesawat pun mendarat… Hati ini tak seberdebar seperti dahulu kala. Kali ini, biasa saja… Permainan sentimentil membawa saya ke pengalaman memanggil masa lalu. Akhirnya, saya bisa menjejakkan kaki lagi di sini (saya membatin). Inilah mancanegara pertama yang saya kunjungi dan berhasil yang saya datangi untuk kedua kalinya. Setelah mengaktifkan nomor ponsel kembali, ternyata ada sms masuk dari teman segrup perjalanan yang sudah tiba duluan. Isinya, kami dijemput oleh “bapak” kami di sana yakni dosen sekaligus koordinator program waktu itu. Thx 4 everything, Bapak...

Walau semalam, semua terasa lebih cepat dari semestinya. Saya tak perlu beradaptasi. Perasaan saya, lingkungan di sana sudah menjadi bagian hidup yang tak asing lagi. Benar juga apa kata orang jika sekarang-sekarang ini pergi ke negara-negara tetangga tak banyak bedanya dengan pergi ke luar kota. Tiket murah bertebaran, izin imigrasi penuh kemudahan, akomodasi pun banyak pilihan. 

Sepagian mengitari kampus yang mana dulu kami pernah menjadi bagian darinya. Napak tilas, benar-benar rute yang kami pilih merupakan napak tilas. Dari asrama kampus sampai dengan ruang kuliah. Di tengah perjalanan, kami sengaja mengambil foto berlatar papan nama kampus: Universiti Malaya. Dulu, angka di bawahnya bertuliskan 2007. Sekarang 2013. Sambil mengobrolkan memori kejadian-kejadian jenaka di masa lampau, nuansa nostalgia pun tercipta. Yah, sebagai pelengkapnya… Saya pesan es teh tarik (Malay: teh ais, dibaca: ti ais), minuman-umum favorit saya selama di sana. 

Kuala Lumpur, tetap memesona. Sekarang saya sudah sampai pada titik yang tak terlalu gatal membanding-bandingkannya dengan Jakarta. Saya nikmati dan syukuri saja semuanya. Setelah ini, saatnya saya mulai petualangan baru ke negara-negara lainnya. Menemui teman-teman lama… [29/01/13]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar