Senin, 28 Januari 2013

Almanak: 3-7-6

Tiket promo berantai sudah dibayar. Di tahap ini, untuk pertama kalinya saya menumpang kartu kredit milik saudara ipar tuk rampungkan transaksi. Baru tahu betapa fleksibelnya kartu ajaib berlogo Visa atau Master Card ini, membuat saya kepingin punya satu. Rencana perjalanan—yang dibahasakerenkan Inggris jadi itinerary—mulai dimatangkan. Saya suka sekali bagian receh proses awal ini. Satu aktivitas serupa riset kecil yang menuntut kita agungkan asas efektif dan efisien. Sebagai pelancong beranggaran rendah, itinerary bisa jadi kitab suci. Sumber dan referensinya bisa beragam. Blog, situs internet turistik, googling sembarangan, bahkan buku pelajaran sekolah. Tinggal tentukan saja tema tur kita apa dan obyek apa saja yang dimungkinkan terkunjungi sekalian. 

Menuliskan rencana di atas lembaran data berbasis .doc sungguh mudah adanya. Tinggal dicemplung-cemplungkan semua, apapun yang dimau. Saya sadar, eksekusi di lapangan pastinya bakalan temui penyesuaian atau hambatan. Saat kita mengetik deretan nama asing tujuan wisata di layar monitor, belum terbayangkan apakah energi dan waktu kita akan cukup untuk menghajar semua obyek kunjungan itu? Itu urusan belakangan. Percaya saja, sekali kita bawa itinerary maka timbul dengan sendirinya tuntutan diri semacam obligasi-rencana-tur yang dirasa mesti dilunasi. Kalaupun nantinya tak bakal lunas, pastilah itu pilihan teroptimal. Mmm… Belum kita langkahkan kaki ke luar rumah menuju bandara sembari pamitan mencium tangan ortu di hari-H saja sudah berasa sensasi hebohnya. Tukar uang, bawa bekal suplemen, mengepak irit sandangan… jadi contoh kegiatan khas jelang bepergian.

Kali ini pilihan grup-perjalanan saya yakni ke 3 negara dalam 7 hari 6 malam, dengan porsi sbb.: Malaysia (KL, semalam), Kamboja (Siem Reap dan Phnom Penh, 4 hari 3 malam), dan Vietnam (Ho Chi Minh City, 3 hari 2 malam). Kami bertiga dari Indonesia merupakan sekawanan partisipan salah satu program pertukaran mahasiswa Asia Tenggara di Universiti Malaya pada 2007. Saya bersyukur, hubungan kami masih terjaga hingga hampir 6 tahun lamanya. Ketiga negara tujuan itu pun secara tak langsung berkaitan dengan program itu. Selain pilihan trip hore-hore khas turistik, kami sekalian menjaga silaturahim lewat pertemuan dengan koordinator dan beberapa alumnus program tadi. Setelah tiket di tangan dan akomodasi dipesan, sengaja kami unggah rencana penuh mimpi ini ke milis program. Tujuannya mengundang teman-teman yang berpotensi bisa kami temui di masing-masing negara tujuan. Alhasil, ada yang konfirmasi bisa menyelakan diri temui kami! Alhamdulillah…

Dua bulananlah waktu penantian antara pembelian tiket promo dan waktu terbang. Selama itu pula kami bertiga gedebag-gedebug menggali informasi dan rembugan meski terpisahkan jarak. Hingga menjelang saatnya terbang, rencana kami cukup tersusun rapi dan manis. Skenario yang cukup menjanjikan. Padat dan menawan. Kami bertiga membagi tugas satu sama lain, semua berjalan lancar. Ini permainan tim yang asyik, tak kalah dari permainan Barcelona. Tiba-tiba, saya membayangkan andai saja ada satu mata pelajaran SD yang latihannya menugaskan siswa/i membuat itinerary. Pasti bakal menarik dan menyenangkan, karena lewat aktivitas ini kita bisa membayangkan impian di depan sambil belajar menyusun strategi lewat riset empirik. 

Tak terasa… minggu perjalanan itu kian mendekat. Urusan cuti kantor sukses didapat. Lega rasanya. Tabungan pun siap ditukar dengan investasi lain bernama pengalaman berencana… Semoga sehat, semoga sehat, semoga sehat. Itu harapan saya setiap kali akan melancong. [28/01/13]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar