Rabu, 04 Mei 2011

Resensi Film: Memento (2001)

Tergoda menonton Memento karena cerita dari kawan, penggemar karya Christopher Nolan. Terkisah Leonard—panggilan akrabnya Lenny—berkelainan ingatan. Tak saya sebut penyakit karena tak jelas diagnosisnya. Bukan amnesia. semacam tak punya ingatan jarak pendek, tak bisa mengingat peristiwa yang baru saja berlalu. Ia butuh mencatat supaya bisa ingat. Catatan adalah kompas baginya. Bisa dicatat di selembar kertas, sering pada sebuah lembar foto polaroid hasil jepretannya yang diberi keterangan, hingga berupa tato tubuh.

Lenny punya misi. Ia ingin membalas dendam kematian isteri cantiknya. Tak peduli ia masih ingat jelas atau tidak terhadap bukti-bukti yang berhasil ia kumpulkan, yang penting ia mau lakukan semua petunjuk berdasar hasil catatannya sendiri. Masalahnya apakah semua catatan bisa diandalkan sebagai pengganti memori yang unsurnya tak hanya memuat ihwal rasional melainkan juga emosional.

Dibintangi oleh Guy Pearce, karakter Lenny yang berbadan kurus padat dipenuhi tato tulisan/kalimat menjadi nampak kuat, robotik, dan pas sekali. Menurut saya, begitulah tindak-tanduk manusia jika tak bisa simpan banyak emosi. Asyiknya lagi, petualangan Lenny berkelindan. Banyak bumbu tanda tanya. Bahkan hampir tiap karakter baru yang muncul menyisakan misteri siapa gerangan dia, mau apa dia, dan kawan atau lawankah dia. Ujung-ujungnya bagaimana cerita sebenarnya atas semua hal ini?

Yang paling menarik dari Memento adalah gaya penceritaannya yang backwards seperti gaya moonwalk mundur ala Jacko. Satu adegan tersua, balik ke peristiwa sebelum adegan, mundur lagi ke kejadian sebelumnya, dan seterusnya. Ibarat baca buku dari halaman belakang ke depan, dari akhir ke awal. Saya tak terlalu bingung memahami plotnya meski dengan alur yang tak biasa. Namun perlu diketahui, ada lagi jebakan Nolan di sini. Interpretasi.

Untuk urusan interpretasi sampai-sampai saya berkonsultasi dengan teman yang penggemar Nolan. Nampaknya Nolan ingin memberi keleluasan kepada pemirsa filmnya tentang pilihan mana yang dipilih. Semua punya pertimbangan dan kadang jadi terasa sama-sama kuat. Bagi yang menginginkan kejelasan, penawaran Nolan yang interpretasi terbuka bisa menjadi pengganggu. Walau demikian, sajian serunya cukup mampu mengubur distorsi.

Suka atau tidak, Memento punya gaya akrobatik mengesankan. Ia bukan balon yang umum disukai semua kalangan. Ia adalah Memento, figur Joker bergaya moonwalk. [B+] 03/05/11

2 komentar:

  1. kisah ini sepertinya pernah dicontek Bollywood dengan aktor Amir Khan (lupa judul), bedanya hanya pada tokoh yg dibunuh, dalam film Bolly yg dibunuh itu pacarnya

    BalasHapus
  2. Yupz... judulnya filmnya Ghajini...

    BalasHapus