Dua orang duduk berdampingan, semuanya menghadap
kamera dikisahkan sedang berada di depan hakim soal rumah tangga. Berdebat satu
sama lain. Yang wanita minta cerai, yang pria tak mengabulkannya. Ada apa
dengan mereka berdua? Dari cekcok itu terbeberkan secara gamblang semua latar belakang
kekisruhan. Si isteri meminta berpisah dari suaminya karena ingin melanjutkan
hidup di luar negeri. Ia berpikir lingkungan di negaranya sudah tak kondusif
lagi bagi perkembangan puteri mereka yang tengah menginjak usia puber. Di sisi
lain, si suami keukeuh tak mau tinggalkan negara sebab ayahnya tak bisa
ditinggal sejak mengidap alzhaimer. Yang lebih memperuncing susasana lagi yakni
keputusan mereka mau hidup di luar negeri sebenarnya sudah disepakati bersama jauh-jauh
hari. Titik ini langsung mengingatkan saya babak “korslet” pada plot
Revolutionary Road, yang mana di film itu pasutri berencana tinggal di Paris
tapi gagal.
Begitulah A Separation memulai ceritanya… Sejenak saya
berpikiran film ini akan mencari jawaban akhir konflik pasutri di atas. Lebih
dari itu, karya negeri Persia ini membawa penontonnya ke sebuah labirin
miniatur potret sosial universal, yang tak hanya terjadi di Iran saja. Bagi yang
berminat menonton film ini dimohon jangan terjebak pada sinopsis resminya.
Jangan salah sangka dulu. Menurut saya, justru dengan pengembangan plot di
dalamnya membuat A Separation semakin membumi sembari bercerita kepada dunia
bahwa inilah yang terjadi di sekitar kita. Ketika langkah dikuatkan di tengah
keragaman perspektif, maka keraguan sewaktu-waktu siap menghampiri setiap
insan.
Film ini tak begitu khas tipikal film Iran, menurut
saya, terkecuali fase pungkasannya. Tak ayal banyak kritikus Hollywood
menyukainya sebab lebih bersahabat. Lebih-lebih lagi, mereka dapat pelajaran
budaya dari sebuah negeri yang terang-terangan pimpinannya berani tak sejalan
dengan si negara adikuasa. Kemenangan A Separation di ajang Oscar, tak saya
lihat sebagai suatu langkah politik. Memang film ini patut diapresiasi. [B+]
03/06/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar