Ini
satu tontonan rekomendasi dari teman kerja berlatar pendidikan
fotografi. Tentu ia lebih memahami luar-dalam dunia lensa ini. Belum
pernah secara sengaja saya pahami sinopsis film ini, hanya
selentingan baca tanpa menyerap. Shanty, sebagai pemeran utama yang
kualitas perannya mencuri perhatian ini, melakoni karakter seorang
wanita pekerja di kota besar guna cukupi kebutuhan puteri kandung dan
nenek yang sedang sakit di kampung.
Ia
berpura-pura mengaku kerja di pabrik garmen berpenghasilan cukup.
Pekerjaan sebenarnya serabutan: sebagai penyanyi pub-karaoke malam
sampai sebagai pramuria. Ia
berutang banyak pada germo rentenir, kian menyebabkan posisinya
semakin terhimpit. Kerabat dekatnya di rantauan adalah seorang
ibu-ibu penjahit—dibintangi secara mengalir asyik oleh Indy
Barends. Ia telah memberi bantuan banyak namun tak dapat memberikan
lebih jauh lagi. Hubungan mereka pun tak jelas bagi saya, hanya
sekadar kenalan dekat atau ada hubungan darah. Cukup bertebaran
struktur karakter semu dalam film ini.
Semua
tuntutan hidup nan memojokkan itu mengantarkan karakter peranan
Shanty kepada seorang juru foto Cina. Ia menumpang di rumahnya sambil
membantu sebisanya. Si tukang foto terkenal misterius itu memendam
teka-teki. Mulai dari titik ini penonton dituntun menyaksikan
keterikatan hubungan emosional antarkarakter utama lewat sebuah
profesi dan aktivitas, fotografi. Bagi cerdik-pandai ilmu fotografi,
bisa jadi film ini berkata banyak. Namun, saya sebagai penonton awam
lebih memahaminya lewat jalinan plot drama. Adapun ketika kita sampai
pada pengujung film maka The
Photograph jelas-jelas
setia pada judulnya. Membungkus jalinan cerita dengan makna yang
terkandung dalam selembar foto.
Seandainya
saja sejak awal film ini tak diganggu banyak subplot “hore-hore”
(baca: dipadatkan), saya yakin bisa lebih berkata banyak. Jika
Anda menyaksikannya dalam format VCD bersisi dua, maka bisa
diibaratkan di cakram kedua baru mulai ngangkat.
Nan T. Achnas agaknya menginsyafi karya art-house
Pasir Berbisik-nya
lewat The
Photograph.
Kali ini ia hadirkan tontonan yang lebih mudah-cerna, sarat-makna,
namun ibarat masakan sayangnya ia sudah terlanjur dingin. [C+]
24/06/12
NB. Bravo untuk akting Nicholas Saputra sebagai salah satu cameo dalam film ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar