Minggu, 24 Juni 2012

Resensi Film: The Photograph (2007)


Ini satu tontonan rekomendasi dari teman kerja berlatar pendidikan fotografi. Tentu ia lebih memahami luar-dalam dunia lensa ini. Belum pernah secara sengaja saya pahami sinopsis film ini, hanya selentingan baca tanpa menyerap. Shanty, sebagai pemeran utama yang kualitas perannya mencuri perhatian ini, melakoni karakter seorang wanita pekerja di kota besar guna cukupi kebutuhan puteri kandung dan nenek yang sedang sakit di kampung.

Ia berpura-pura mengaku kerja di pabrik garmen berpenghasilan cukup. Pekerjaan sebenarnya serabutan: sebagai penyanyi pub-karaoke malam sampai sebagai pramuria. Ia berutang banyak pada germo rentenir, kian menyebabkan posisinya semakin terhimpit. Kerabat dekatnya di rantauan adalah seorang ibu-ibu penjahit—dibintangi secara mengalir asyik oleh Indy Barends. Ia telah memberi bantuan banyak namun tak dapat memberikan lebih jauh lagi. Hubungan mereka pun tak jelas bagi saya, hanya sekadar kenalan dekat atau ada hubungan darah. Cukup bertebaran struktur karakter semu dalam film ini.

Semua tuntutan hidup nan memojokkan itu mengantarkan karakter peranan Shanty kepada seorang juru foto Cina. Ia menumpang di rumahnya sambil membantu sebisanya. Si tukang foto terkenal misterius itu memendam teka-teki. Mulai dari titik ini penonton dituntun menyaksikan keterikatan hubungan emosional antarkarakter utama lewat sebuah profesi dan aktivitas, fotografi. Bagi cerdik-pandai ilmu fotografi, bisa jadi film ini berkata banyak. Namun, saya sebagai penonton awam lebih memahaminya lewat jalinan plot drama. Adapun ketika kita sampai pada pengujung film maka The Photograph jelas-jelas setia pada judulnya. Membungkus jalinan cerita dengan makna yang terkandung dalam selembar foto.
Seandainya saja sejak awal film ini tak diganggu banyak subplot “hore-hore” (baca: dipadatkan), saya yakin bisa lebih berkata banyak. Jika Anda menyaksikannya dalam format VCD bersisi dua, maka bisa diibaratkan di cakram kedua baru mulai ngangkat. Nan T. Achnas agaknya menginsyafi karya art-house­ Pasir Berbisik-nya lewat The Photograph. Kali ini ia hadirkan tontonan yang lebih mudah-cerna, sarat-makna, namun ibarat masakan sayangnya ia sudah terlanjur dingin. [C+] 24/06/12   
NB. Bravo untuk akting Nicholas Saputra sebagai salah satu cameo dalam film ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar