Selasa, 05 Juni 2012

Resensi Album Musik: Raisa - Self Title (2011)

Parasnya cantik, suaranya legit, belum punya gosip miring. Duh! Sebuah paket lengkap saya sematkan untuk biduanita anyar blantika musik Indonesia bernama Raisa. Selamat datang, Mbak! Pertama saya tahu lagunya bukan dari radio, bukan juga dari playlist supermarket, melainkan dari sebuah ruang remang sewaan karaoke. Teman saya saat itu tiba-tiba memilih sebuah lagu berjudul Serba Salah. Emang dasar suara teman saya oke maka spontan saya pikir karena olah vokalnyalah lagu ini terkesan menarik. “sudah lupakan segala cerita, antara kita… ku tak ingin, kau terluka karena cinta…” begitulah lirik refreinnya. Hingga selang berapa saat, tiba-tiba mbak (senior) di tempat kerja rekomendasikan saya mendengar lagu-lagu Raisa. Emang apa hebatnya sih si Mbak ini? Oke, saya segera cek.

Lewat pertolongan (atau colongan?) dari file warnet, saya berhasil mengopi sealbum baru Raisa yang berisikan 9 lagu. Saya ragu sih, apakah memang isinya 9 lagu atau sebenarnya lebih? Maklum, data unduhan warnet kan bisa tak lengkap wong bukan orisinil. Tapi meski demikian tak halangi niat saya coba cicipi karya Mbak Raisa. Lagu pertama berjudul Melangkah, bertempo sedang irama santai. Pas banget buat lagu pembuka album, dengan lirik positif senada Move On-nya Andien lagu ini menebar pikatan menggoda tuk terus tancap gas ke lagu-lagu selanjutnya. Nah! Formula umum susunan album saya temukan. Lagu kedua diisi single album. Ya, disinilah bertengger Serba Salah yang saya sebutkan di atas. Mmm, memang menarik pembawaan Raisa bawakan lagu ini. Terkesan jelita, trendi, malah kasual-segar. Tak perlu teknik akrobatik guna memikat pendengar, bisa cukup berimprovisasi mainkan mantra “hey, yey, iyey, ye…” saja.

Diikuti dengan lagu Cinta Sempurna yang lamban ala pop R&B di nomor ketiga, lalu sedikit naik tensi album di lagu berikutnya berjudul Inginku. Agak mengingatkan saya dengan aroma lagu-lagunya Denada di awal karier. Irama turun lagi lebih jauh ke sensasi sendu tapi tak kelam bertajuk Apalah (Arti Menunggu) di nomor kelima. Saya punya kenangan khusus dengan lagu ini karena pertama kali dengarkannya sebagai musik latar pendinginan senam. Parah, bukan? Ha3… Tapi tak mengapa, dinikmati dengan cara sungguh-sungguh melepas memori itu ternyata saya mampu ikuti komposisi manis lagu ini. Ya, satu koleksi berklimaks yang pertama saya temukan di album ini. Kemudian saya kira lagu setelahnya bertempo semangat, ternyata saya salah sangka. Masih saja lagu “loyo” bertengger, malah durasinya terpanjang seisi album (4:45) berjudul Bersama. Untungnya ada tawaran menarik di lagu ini, yakni kemasukan unsur bunyian saksofon. Menambah nuansa jazzy romantis di balik lirik merah jambunya.

Single lainnya dari album ini adalah Could it Be. Yang satu ini pokoknya Raisa banget! Ada bagian berbahasa Inggris-nya. Tentu diucapkan secara asyik, enggak ndeso atau sok-sokan. Yah, saya langsung membayangkan gimana jadinya jika Raisa nyanyikan lagu-lagunya Maliq & d’Essentials atau Humania? Lalu disusul Terjebak Nostalgia, tentang rasa ingin menyendiri. Rasa-rasanya saya ingin segera lewati lagu ini. Mengapa? Anda pasti paham tatkala kita berkenalan dengan lagu yang sangat susah untuk berterikatan emosional mengingat nada-nadanya tak ada yang spesial atau menarik perhatian dengan lirik autis. Oke, sampailah kita ke pengujung album. Pergilah. Awalnya agak konyol dengar musik terompet intro-nya. Lewat lagu penutup ini Raisa memekikkan jargon girl power. Macam lagu yang hampir mustahil menjadi single sebuah album.

Di tengah industri musik Indonesia akhir-akhir ini yang hampir kurang beranomali, Raisa muncul membawa kesegaran lewat dendangannya nan kece punya. Sebagai album pertama, saya cukup tertarik walau tak sampai jadi favorit. Sebuah album yang, saya bayangin (karena belum punya), ngepas buat diputer dalam mobil. Putar di kafe-kafe komunitas juga oke. Harapan saya semoga Mbak Raisa tetap eksis dan kian menggelora. Jangan stagnan seperti Terry hingga detik ini. Sayang tentunya bila potensi tak diasah, sembari merengkuh atensi pasar. [B-] 04/06/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar