Rabu, 14 Maret 2012

Resensi Film: The Iron Lady (2011)

Sebagai mantan lulusan sejarah, saya akui kurang begitu kenal mantan PM UK Margaret Thatcher yang terkenal keras kepala itu. Bahkan ibu saya pun sempat cerita kalau sering mendengar kemahsyurannya dalam bersitegang politis. Melalui The Iron Lady, sepertinya saya akan belajar banyak tentang Thatcher. Bagaimana latar belakang ia dengan segala formasi kata tanya efektif 5WH + 1H pokoknya.

Film dibuka dengan kejadian seorang nenek membeli susu (barang lainnya saya lupa) di sebuah kedai kecil. Ketika membayar di kasir, terbersit kekagetan atas harga susu botol plastik yang dipikirnya cukup tinggi. Wah, sudah saya duga… Pastilah nenek itu si Thatcher. Konfirmasi lalu muncul ketika si nenek sampai rumah dan ternyata memang benar bahwa ia adalah Thatcher! Barulah sejak di rumah itu adegan mulai berlarian kilas-balik kesana-kemari. Dimulai dengan parahnya halusinasi Thatcher yang sering berkomunikasi dengan mendiang suaminya—simpelnya, pikun gitu deh—sampai dengan segambreng visualisasi kenangan semasa jaya menjabat sebagai perdana menteri wanita pertama di UK bahkan di seluruh Eropa. Semua itu terangkum dalam kondisi Thatcher yang sering berada sendiri—sekali-kali ditemani perawat ataupun puterinya—di kamar dengan tampang muram, kesepian, sedikit galau.

Lewat film inilah saya tau watak kepemimpinan Si Nyonya Besi. Layaknya cetusan Rene Descartes, cogito ergo sum, si Thatcher benar-benar menjelmakannya. Ia tak kenal pertanyaan “apa yang kau rasakan?” melainkan “apa yang kau pikirkan?”. Saya nilai tim juri Oscar telah melakukan hal tepat dengan (sekali lagi) memahkotai aktris terbaik untuk Meryl Streep. Dengan polesan make-up yang meyakinkan, saya hampir menyandingkan kesuksesan Streep dengan pemeranan Ratu Elizabeth oleh Hellen Mirren dalam The Queen yang enigmatik.

The “poor” Iron Lady, itu cara saya melihat filmnya. Among either Her lovers or haters, she did on her own way that nobody couldn’t stop Her. Amat disayangkan, filmnya kurang Thatch-ish. Saya tak perlu membeberkannya karena katakanlah kalau filmnya Thatch-ish berarti bakalan tegas, memancing kontra, dan berani. [B-] 14/03/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar