Senin, 26 Maret 2012

Resensi Film: ? (2011)

Hanung was my hero. Mmm… saya pilih kata “was” karena sementara ini saya coba restore dulu setelah menonton [?], sebuah film yang maunya multikulturalistik. Saya takkan sama sekali menyinggung sinopsisnya karena justru karena telah membaca, mempelajari, dan terpikat setengah mati dengan isi ceritanya maka jatuhlah saya pada lembah ketidakpuasan tiada tara. Hampir serupa dengan sensasi ketika saya menonton film Garin, Rindu Kami Pada-Mu.

Kisah multiplot kian ngetren di dunia perfilman Indonesia. Terakhir ada Dilema, yang mana belum saya tonton dan mengecewakan pengulas film Tempo, Leila S. Chudori. Film [?] yang multiplot ini bukan ditulis oleh Hanung sendiri. Tentu hal ini sudah menjadi PR tersendiri bagi Hanung untuk mengeksekusi mau digarap seperti apa nantinya. Isu aktual macam bom terorisme, simbol keagamaan mayoritas vs minoritas, dan friksi budaya dipertontonkan lewat personalitas masing-masing karakter di dalamnya. Perlu saya garis bawahi di sini adalah film ini bukan tentang agama, melainkan manusia pemeluknya yang belum tentu mewakili agamanya. Meski demikian, agama kemudian diseret-seret oleh mereka.

Secara keseluruhan saya bilang, [?] tak segarang trailer-nya. Sebuah presentasi multikulturalisme ala sinetron. Amat disayangkan memang, sinematografi yang setengah-setengah… setengah keren secara teknis, setengah sinetron banget (lihat: adegan bom). Musik suguhan Tya Subiyakto lumayan memoles unsur multikulturalistik di tiap peralihan editing. Segala hal positif yang ada pun tak cukup membantu terbangunnya struktur sinopsis yang apik nan kompleks ke dalam sebuah suguhan gambar gerak terpadu yang harapan saya (sekurangnya) bisa menyapa hati dan memancing diskusi. [C+] 26/03/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar