Lama saya tak menikmati film
tegang (tanpa tanda kutip). Judul film ini saya dapatkan lewat rekomendasi
teman dan sekilas membaca hasil konsensus kritikus film. Terakhir saya
menyaksikan film berintensitas tinggi mungkin The Raid: Redemption. Itu pun tak bersinggungan dengan
hantu-hantuan. Kali ini saya menyiapkan diri untuk cicipi sensasi deg-deg-ser
sedikit-sedikit buang pandangan. Setidaknya itu bayangan saya sebelum memutar The Cabin.
Saya temui kesulitan menuliskan
sinopsis film ini karena tak ingin menghancurkan unsur kejutannya. Tahu
sendiri, film horor yang paling bisa dibanggakan ya dari segi
kagetan-kejutannya. Begini saja, terkisahlah sekelompok remaja yang menghabiskan
suatu akhir pekan mereka di sebuah gubug terpencil. Mereka belum pernah ke sana
sebelumnya, dan tak disangka-sangka petualangan demi petualangan “mengerikan”
bakal mereka dapatkan di sana.
Percayalah, kalau sinopsis
yang saya paparkan di atas terlalu sederhana dan masih ada ide besar lagi yang
membungkusnya. Nah, ide inilah yang membuat sebagian besar kritikus film dan penggila
film horor dibuat terkesima oleh The
Cabin. Saya ibaratkan bahwa ide tersebut yakni kawinan The Truman Show dengan Zombieland
(minus kandungan humor). Seperempat kedua bagian film, saya cukup tertegangkan
dengan prasangka dan dugaan yang aneh-aneh. Namun setelah pertengahan film,
saya mulai tak paham bagaimana cara nikmati kejutan demi kejutannya.
Hingga pada saatnya saya
menyadari bahwa film ini menawarkan sesuatu yang baru dalam rekam jejak genre horor. Saya apresiasi atas hal ini.
Namun, masih ada tapinya dari saya. Bagi saya, film horor terlanjur dianggap
menaruh perhatian utama di adegan kejutan dan ending atau klimaks yang menyesakkan. Dan The Cabin lumayan kurang mewakili pernyataan tersebut. Kalau saya
ditanya, “apakah The Cabin merupakan
film thriller ala wiken remaja
berskenario inovatif?” maka saya jawab, “100%, iya!” [B] 15/10/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar