Selasa, 20 September 2011

Ditindih



(lokasi: perempatan SDN Tukangan, Yogyakarta)

Musim pemilukada, musim barbar.
Tak peduli apa itu vandalisme, apa itu grafiti.
Yang penting tempel dan pamer.
Tiap hari saya diteror dengan wajah-wajah balon (bakal-calon).
Para eksibionis temporer.
Mural yang tadinya memperindah pun jadi korban.
Ia ditindih.
Kemana kepedulian dan kontrol KPUD?
Belum lagi kampanye ala konvoi sok jagoan.
Sempat pula saya temukan mobil pick up terbuka berisi grup musik organ tunggal.
Lewat lagu-lagu macam "Bojo Loro", "Bokong Semok", dkk., sejumlah bapak dan om berjoget ria hampir sesaki badan jalan. Saya temui itu kala sore hari di dekat Pasar Lempunyangan. Setelah mendekat, ternyata ada gambar satu pasangan calon membabi buta. Di kaos, di poster, entahlah kalau ada pula yang di "daleman"...
Jadinya jalanan macet. BBM terbuang sia-sia. Masyarakat harus banyak-banyak konsumsi yang mengandung antioksidan dan istighfar..
Selamat dan sukses (untuk siapa?)
Saya tunggu bersih-bersihnya.

2 komentar:

  1. ya itulah indonesia raya milik kita gus..
    mulai dari mana untuk berubah, kalau bukan dari kita?

    BalasHapus
  2. kurang efesien cara kampanyenya, masa hampir semua tembok ditempeli gambar yang sama. aneh...

    BalasHapus