Selasa, 21 Februari 2012

Resensi Film: Take Shelter (2011)

Alasan saya menonton film ini adalah karena penasaran dengan akting Michael Shannon yang mencengangkan ketika berperan sebagai tetangga berpenyakit mental dari pasangan progresif (diperankan) DiCaprio-Winslet dalam Revolutionary Road. Apakah dalam film terbarunya ini ia juga memerankan karakter secara mendalam? Lewat drama thriller psikologis ala Stephen King, kita akan menjawab pertanyaan itu.

Take Shelter berkisah seorang pria yang mendapati tanda-tanda dilusif, halusinatif, dan semacamnya atas kejadian musibah tornado dahsyat yang akan melanda. Awalnya, ia dihantui dengan mimpi-mimpi buruk yang menurut saya secara sukses dikemas si strada sebagai suguhan mencekam. Ada satu adegan, bahkan, yang memaksa saya untuk buang muka dari layar monitor. Sejak merasakan tanda-tanda itu, hidupnya berangsur kacau. Kehilangan sahabat, kehilangan pekerjaan, dan seterusnya.

Sebenarnya, film ini terlanjur membosankan di bagian awalnya. Tak ada kaitan kuat, sama sekali. Namun justru dengan pertanyaan tentang mau apa sih nih film, malah secara tak langsung menyedot penonton dalam pusaran wahana halilintar yang siap menghempas dada. Pasalnya, yang menjadi masalah adalah film ini terlalu paham dengan apa yang dirasakan seorang bepenyakit mental sehingga nampaknya akan cukup susah jika membuat penonton “normal” berempati terhadap si karakter utama.

Begitulah adanya dengan film, seringkali kita merasa mengada-ada namun padahal bagi sebagian yang lainnya benar-benar terepresentasikan. Salut untuk kualitas akting Michael Shannon yang sampai film ini dirilis selalu sukses besar memerankan karakter psikis kurang mental sehat. [B] 20/02/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar