Senin, 11 April 2011

Hari IV: Wat Pho, Wat Arun, National Museum

Pagi terakhir menyisakan rasa berat hati untuk meninggalkan Bangkok, setelah sekian hari bersahabat dengan lingkungan yang unik, berwarna, dan penuh sengatan bau khas masakan babi di sana-sini. Masih ada beberapa rencana utama yang tersisa: Wat Pho (biara Raja Rama I), Wat Arun (biara Raja Rama II), dan National Museum. Perjalanan ke Wat Pho cukup dekat dari area Khao San Road. Kami memilih memakai perahu untuk ke sana ketimbang naik taksi yang berpendingin udara karena sensasi naik perahu lebih mengasyikkan. Dengan hawa yang panas dan bertepatan dengan hari libur nasional, maka kondisi jalanan terasa cukup padat. Setibanya di Wat Pho, kami langsung berkeliling. Dari kunjungan wat yang tengah direnovasi ini kami merasa ada kesamaan di tiap-tiap konstruksi kompleks wat dan mulai terbiasa. Kebetulan waktu itu banyak penganut Buddha yang sedang bersedekah dan berdoa sehingga membuat kompleks ini terlihat cukup ramai. Dalam wat ini kesan pengaruh Cina lewat patung dan desain tamannya sangat kuat. Mengitari kompleks Wat Pho cukup hanya 1 jam karena memang tidak terlalu luas.




Setelah berkeliling Wat Pho, kami menyeberang sungai mencapai Wat Arun. Sewaktu memasuki dermaga ada penjual pakan ikan, untuk memberi makan ikan-ikan di Chao Phraya. Bisa jadi semacam ritual sedekah. Menurut hemat saya, kompleks wat ini semacam “kauman’-nya Bangkok karena di sekelilingnya banyak terdapat pemukiman biarawan. Dari ketinggian bangunan utama Wat Arun, kami bisa melihat keindahan Bangkok beserta Chao Phraya-nya. Sungguh menakjubkan.



Perjalanan terakhir di Bangkok ditutup dengan rencana ke National Museum ditemani teman Thai kami. Kebetulan sekali kami bisa ke sana ketika tiket masuk museum sedang gratis menyambut minggu konservasi budaya Thailand. Namun amat disayangkan tidak bisa berlama-lama keliling dan secara lengkap menikmati museum karena dikejar waktu penerbangan kembali ke Indonesia. Dalam sebuah gedung museum yang kami telusuri didapat perjalanan singkat sejarah Thailand. Mulai dari Kerajaan Sukhothai sampai kekuasaan Raja Rama IX alias terkini, Bhumibol Adulyadej. Mereka menyusunnya secara kronologis dengan selang-seling diorama bersuara. Museumnya tidak terlalu modern, namun cukup nyaman dikunjungi.


Selama berkunjung ke Thailand banyak hal menarik yang saya dapat, baik lewat feel-experience maupun dari dialog bersama teman-teman Thai saya. Kesan monarki di negara modern yang satu ini masih kuat merasuk terbukti dengan dipampangnya foto-foto raja hampir di berbagai sudut kota, terutama di pusat sarana transportasi umum. Bahkan dunia pendidikan pun diwarnai oleh kebesaran kerajaan. Di Indonesia dan di negara-negara Asia Tenggara lain, umumnya wisuda sarjana dalam lingkungan universitas dilakukan oleh ketua majelis atau rektorat dan dekanat, sedangkan di Thailand penobatan dilakukan oleh keluarga kerajaan. Amat disayangkan ketika kami di Bangkok tidak mengalami keadaan ketika segenap warga menghentikan antivitasnya tatkala lagu kebangsaan dikumandangkan. Selain itu, informasi yang saya dapat dari teman Thai pun mengungkapkan bahwa ketika menonton bioskop semua tayangan selalu disertai dengan film penghormatan kepada sang raja. Penonton warga Thai selalu berdiri sejenak menghormati raja mereka ketika tayangan tersebut diputar. Penghormatan lain diwujudkan dalam bentuk penamaan jalan-jalan raya utama dengan nama raja. Tidak sekali pun saya dengar umpatan atau caci-maki terhadap sang raja. Lewat beberapa hari melancong ke Negeri Gajah Putih, saya sangat menikmati segala kekhasan lokal yang ada. Terlepas dari kisah gejolak politik yang ada, Thailand menunjukkan kepada saya bahwa hormat kepada raja (baca: pimpinan) yang baik itu penting.

NB. (baca: tips penting)
Waspadai boarding time setelah melewati imigrasi Suvarnabhumi ketika hendak kembali ke Indonesia karena Suvarnabhumi layaknya mal, bikin lapar mata. Rutenya jauh sekali ke gerbang terdekat. Sekali dengar panggilan penumpang untuk nomor penerbangan kita, langsung saja tancap gas: lari...!!!

1 komentar:

  1. rangkaian perjalanan yang menyenangkan dan penuturan yang mendetail, sip lah....

    BalasHapus