Kamis, 29 Desember 2011

Resensi Album: Adele - 21 (2011)


Suara agak berat mantap, sedikit sengau. Begitulah kesan pertama saya mendengar Adele. Pertama tahu lagunya lewat Someone Like You, sebuah lagu sentimental kekurangikhlasan batin melepaskan kekasih lalu. Dengar untuk pertama kalinya, saya langsung kesengsem. Tak ayal karena akhir-akhir ini dunia miskin lagu pencuri hati saya yang jujur, kuat, dan personal. Bagi saya, Adele bak oase di tengah semaraknya industri musik pop nan progresif dan enerjik. Satu kata saja terucap dari mulut Adele ketika menyanyi, pun hati ini seketika kenal betul bahwa ia memancarkan aura penyanyi bertalenta. Bakat vokal soul alamiah yang saat ini jarang muncul ke permukaan.

Dalam sebelas lagu di album 21, konsep nama album yang mudah dikenali dan diingat karena sesuai perkembangan usia Adele sendiri, Rolling in the Deep mengawali parade musik semiteatrikal. Si lagu cinta penyulut api dan bertenaga ini sempurna menohok pendengar 21 di saat-saat awal. Saya seperti orang yang sedang duduk menonton konser tunggal penyanyi restoran dan kemudian spontan bangkit menari kaku ikuti alunan beat musik. Lagu berikutnya, Rumor Has It, sangat girl-power dengan musik yang masih menghentak. Penggunaan filler tepukan tangan dan pengiring vokalnya memperkuat sensasi klasik. Nah, lagu slow manis sendu pertama ada di urutan ketiga lewat judul Turning Tables. Lagu yang sangat mudah dicintai.

Mulai empat urutan awal, sepertinya kita akan sadar kalau album ini cenderung disusun 2-2 (2 lagu mayor, 2 lagu minor, dst.). Walau nantinya juga tak demikian, tapi dibanding 1 ceria – 1 sendu sepertinya untuk Adele kurang cocok karena jarak antara semangat dan kesenduan lagunya sangat mencolok. Saya kembali terpukau dengan lagu di urutan kedua terakhir, yang tak lain merupakan remake Lovesong-nya The Cure. Di sini Adele bermain-main di ranah jazz dan bosanova. Penampilan seperti ini tentu akan sangat memancing perhatian. Andai saja Anda pergi ke kafe bersama pasangan, pasti Anda akan khusyuk menikmati penampilan itu. Nuansa romantis senantiasa terbangun, bayangkan perlahan tangan Anda mendekat menghampiri jemari pasangan dan ketika lagu menjelang pungkasan Anda bersiap-siap mengucapkan “aku sayang kamu, Sayang”…

Lagu penutup tak usah didiskusikan lagi masterful-nya, Someone Like You. Refleksi mendalam dari kejujuran seseorang yang sebenarnya terlarang untuk diungkapkan. Saking telanjang dan utuhnya lagu ini, membuat saya berpikir akan sangat susah bagi penyanyi lain mengutak-atik komposisi dan aransemen lagunya. Adele sangat menjanjikan. Tak perlu popularitas bombastis, saya pikir ketenarannya bisa terjaga asalkan ke depan ia memproduksi 21-21 lainnya atau bahkan melebihi 21. Lewat album ini, Adele cukup menunjukkan kepada dunia, “tak usah banyak cing-cong, hingar-bingar, kebanyakan ulah, (Jawa: kakeyan polah), dkk. untuk berkarya” [A-] 28/12/11

1 komentar:

  1. adakah resensi selain drama mas bro.... pengen yang buat tertawa2... ada rekomendasikah?

    BalasHapus