Senin, 17 September 2012

Resensi Film: Mario Puzo's The Godfather: Part 2 (1974)

Entah kesambet apa saya sampai masih saja mau menonton film klasik bagian dari trilogi mafia ini. Saya pernah menonton seri orisinilnya yang telah melegenda itu. Sebuah karya klasik dan monumental seruan banyak pihak. Rasa-rasanya memang kurang afdol jika tak menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Saya harus merampungkan trilogi The Godfather, gumam saya.

Sedikit pun saya tak punya ingatan tentang apa yang terjadi di Godfather part 1, sama sekali tak mengganggu saya memulai nonton film ini karena ada teks prolog di awal durasi. Yuk, berangkat lagi mengembarai kisah Don Corleone. Al Pacino dan Robert De Niro menghiasi seri ini. Akting mereka tak terbantahkan lagi okenya. Cukup menyulap karakter-karakter mafia menjadi lebih tampak sangar, serius, profesional di balik setelan jas gelap dan cahaya remang terpantul dari muka wajah mereka.

Ceritanya terbangun dari terbunuhnya Godfather Corleone atas nama perampasan tampuk patronase. Seluruh anggota keluarga dibersihkan, tak terkecuali garis keturunannya. Namun, satu yang bernama Vito berhasil lolos. Ia yang masih sangat muda dan agak “pasif” itu berhasil dilarikan ke tanah impian baru Amerika Serikat. Satu momen dalam film ini yang membuat saya terkenang adalah ketika kapal lintas Atlantik pengangkut Vito sedang melintasi patung Liberty dan seluruh penumpang di atasnya berdiri menatap khusyuk ke patung pengacung obor itu. Sebuah gambaran menatap harapan baru di tanah penuh impian.

Konflik utama dalam film ini adalah intrik internal keluarga Godfather pimpinan Michael Corleone, putera dari Vito Corleone. Meski banyak plot penghias di dalamnya, film ini melompat kesana kemari mengurai pelbagai konflik dalam kepemimpinan Michael yang sejak awal enggan meneruskan legitimasi kekuatan keluarga mafianya. Dalam film ini kita melihat bagaimana tersiksanya sebuah “kutukan” yang oleh sebagian pihak lain dianggap sebagai “berkah”.

Baiklah, saya tak bisa berkomentar banyak untuk film ini. Yang jelas, bagi saya… film ini jembatan mulus bagi Godfather part 3 dan masih masuk menjadi film penyorot kehidupan dunia mafia secara mendalam yang diolah secara apik dan layak. [B+] 16/09/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar