Produksi
film ini sempat tersendat karena alami fase tanpa kepastian terkait
finansial. Bukan itu yang membuat saya menaruh cukup perhatian pada
keluaran seri Bond terakhir ini, melainkan dari sisi nama si
pembesut. Sam Mendes (American
Beauty), salah satu strada
favorit saya, tercatat memegang rekor sebagai peraih Oscar pertama
yang mengambil alih kursi strada serial waralaba James Bond. Karakter
spion MI6 kreasi Ian Fleming ini telah diperankan banyak aktor. Mulai
dari Sean Connnery, Roger Moore, Pierce Brosnan, hingga yang paling
akhir dan masih saja diperbincangkan disuka-bencinya yakni Daniel
Craig.
Saya
sebelumnya terlalu banyak membaca ulasan-ulasan tentang Skyfall.
Sampai-sampai, plot detail pun sudah terbayangkan sebelum menonton
secara langsung filmnya. Saya sesali hal ini. Selain menyesal, saya
masih menaruh kekecewaan sedalam-dalamnya pada para peresensi yang
merusak kejutan plot lewat tulisan mereka walau mengatasnamakan
alasan apapun. Sinopsis film ini dari saya hanya sekelumit. Di
Skyfall,
operasi perebutan hardisk data milik MI6—yang dicuri oleh agen
misterius—gagal. Bond tertembak. Tak lama dari kejadian itu, Bos
Bond, M, dapat ancaman serius dari musuh misterius nan licin. Cukup,
sekian saja sinopsis dari saya.
Durasi
film yang dua jam lebih, sedikit memaksa saya harus kuat tahan buang
air kecil. Emoh
tinggalkan bangku bioskop barang sejenak karena tak ingin melewatkan
seadegan pun. Menurut saya, plot mengalir konsisten. Tak begitu kuat,
tak juga kendur, tapi stabil. Format plotnya ibarat sebuah konsep
album musik yang memasang irama lagu bergantian, dari tempo mayor,
lalu ke minus, masuk mayor lagi, kemudian minor, dst. Jadi meskipun
ide cerita Skyfall pada
dasarnya sederhana dan cenderung unik, tanpa letupan dan pleonasme
drama humanis menghenyakkan seperti dalam The
Dark Knight, namun seri Bond
ke-23 ini memegang dalam perkara plot. Kata si strada dalam sebuah
sesi wawancara, untuk hal ini mereka diuntungkan oleh
terkatung-katungnya status proyek sehingga ia dan tim penulis
skenario lebih leluasa membangun skenario.
Kegemilangan
film ini lebih terletak pada lini perlensaan alias sinematografi.
Roger Deakins (pernah bekerja sama dengan Sam Mendes sebelumnya dalam
Jarhead
dan Revolutionary Road)
memoles kanvas tanpa cacat. Lihat saja adegan-adegan set di Shanghai.
Ada pula yang menarik dengan desain produksi pembuka film pencantum
nama-nama tim produksi film khas film seri Bond. Selain diselingi
lantunan renyah dari Adele yang sudah agak jamak terdengar di stasiun
radio, grafis animasinya nampak cocok sekali dengan nuansa dan ritme
lagu. Hal lain yang saya tunggu-tunggu unjuk giginya adalah aransemen
musik langganan si strada, Thomas Newman, salah satu composer musik
favorit saya. Tak bisa dibilang memancing perhatian secara parsial
memang, tapi cukuplah untuk tak jomplang
dan cenderung mampu ikuti kualitas cum
laude tiap
sorot gambar kreasi Deakins.
Kelas
akting para pemeran Skyfall
melampaui standar skala film
laris ala kacang blockbuster.
Di sini ada Javier Bardem berperan sebagai lawan Bond yang paling
kencang bunyikan klakson. Ia perankan karakter androgini, berkejiwaan
kombinasi antara Joker dan si kanibal Hannibal Lector, bernama Silva.
Penampilannya memang tak lama, tapi sekali tampil… beuh,
santai-diam-menghanyutkan. Kalau tim juri festival atau acara
apresiasi film macam Academy Awards tak jaga gengsi, maka saya rasa
Bardem layak dipertimbangkan masuk nomine aktor pendukung terbaik
mendampingi Deakins untuk kandidat nomine sinematografi terbaik.
Selain Bardem, semua pemeran ibaratnya berhasil puaskan produser. Tak
ada yang makan gaji buta. Sekalipun para gadis Bond.
Dengan
minimnya adegan seks, aksi tak dominan, dan tanpa ide dasar skenario
spektakuler, Skyfall
membuat saya merasa janggal. Ia berbeda. Drama diseret lebih mendalam
khas karya-karya Mendes. Ia tekankan pada personalitas Bond.
Bagaimana interaksi maternalistiknya dengan M dan riwayat hidupnya.
Inilah yang membuat saya yakin bahwa Skyfall
sebagai edisi khusus, bukan seri reguler. Bukan lanjutan dua film
peranan Craig sebelumnya (Casino
Royale dan Quantum
of Solace). Menyaksikan
Skyfall
menjadi cara sempurna rayakan ultah emas perfilman Bond. Acara
pestanya benar-benar ditangani secara matang. Mangga
potong kuenya, Tuan Bond! [A-]
11/11/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar