Minggu, 31 Juli 2011

Resensi Film: Harry Potter and the Deathly Hallows Part 1 (2010)

Saya tak ingin menyalahkan mood saya ketika menonton film ini. Tak juga karena saya bukan Potter-mania. Tapi memang karena film ini terasa melempem dan frustrasi. Tapi silakan enyek-enyek saya lantaran kasih komentar meski tak membaca bukunya dulu. Sebuah film adaptasi harusnya berdiri sendiri, tak perlu penontonnya membaca buku terlebih dahulu.

Untung saja bagian pertama seri terakhir Harry Potter ini tak disajikan dalam format 3D, karena minus aksi dan efek yang bakal aduhai jika dinikmati dalam sajian trimatra. Alur berjalan amat lambatnya, membuat menguap berkali-kali. Walau beda kelas, saya jadi merasa seperti melihat sinetron "Puteri yang Ditukar" dan sejenisnya. Diulur-ulur, inefektif, dan pointless.

Dalam jilid pertama ini, saya kurang menangkap gereget Potter vs Voldemort. Petualangan trio Potter-Ron-Hermione pun kurang intim sekalipun dalam adegan kritis. Terlalu banyak suntingan fade in-fade out. Beda sensasi yang ditangkap ketika menikmati trilogi Lord of the Rings yang membuat akhir tiap serinya secara bijak. Membuat penasaran terselubung dalam kemasan puitis.

Satu-satunya adegan yang saya beri apresiasi adalah ketika Hermione berceritera tentang kisah ihwal apa itu relikui kematian? Pengadegan langsung berwujud semi-3D dengan monolog yang proporsional.

Semoga pungkasan film Harry Potter tidak demikian. Bagi saya, jilid 1 ini menjadi versi extended yang menjemukan. Sama sekali tak merangsang. Kalau bukan karena ia punya 6 seri pendahulu pasti saya enteng berucap "skip it out". [C] 31/07/11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar