Masih ingat dengan cerita film Elephant? Tentang
pembunuhan massal teman sekolah di lingkungan sekolah. Saya pernah menonton
acara bersumber youtube.com milik stasiun TV Trans7, On the Spot, ketika
membahas 7 pembunuhan tersadis (kalau tak salah). Nah, pembunuhan yang diangkat
pada film Elephant masuk salah satu jajaran daftar versi acara tersebut. Lalu
mengapa saya mulai ulasan ini dengan mengingat Elephant? Hubungannya adalah
kasus setaniyah yang diangkat.
We Need to Talk about Kevin memandang dari sudut
hubungan antara seorang ibu dengan putera “iblis”-nya. Film ini mengurai cerita
mulai dari sang ibu bercinta, melahirkan putera pertama bernama Kevin, hingga
punya putera lagi yang tentu menjadi adik bagi Kevin. Jangan kira khas drama
konvensional akan Anda saksikan dalam film ini. Melainkan sebuah interpretasi
suasana mental sang ibu yang diperlihatkan secara intens. Kevin yang
dibicarakan sejak judul adalah bocah berkedalaman emosional misterius.
Potensial menjadi psikopat.
Permainan sinematografi dan akting pemeran utama sang
ibu peranan Tilda Swinton merupakan dua menu utama presentasi film ini.
Diadaptasi dari sebuah novel, tentu membuat saya membayangkan bagaimana sajian
naratif-deskriptif bukunya lewat sajian filmnya. Dalam hal ini, saya cukup
menyanjung si strada. Kendatipun demikian, saya tipikal penonton film yang suka
dengan cerita tajam bermagnet kuat. Dari sudut pandang yang terakhir, saya tak
terpuaskan oleh film ini.
Saya terang-terangan tak rekomendasikan film ini
ditonton jika unsur cerita menjadi harapan utama. Jika Anda butuh referensi
sinematografi psikologis, mungkin film ini bisa jadi pilihan untuk Anda tinjau.
Saking seriusnya film ini, saya segera ingin menebusnya dengan menyeruput minuman
segar. [B-] 13/05/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar