Saya agak kurang terkena
dengan judul film ini atau bahkan novelnya jika memang pemaparannya seperti
yang saya tonton, mengingat sudut pandang atau fokus utamanya bukan pada Si
Gadis Bertato Naga. Kasihan, porsi tampilnya kurang proporsional. Terlalu
banyak karakter yang diajak berdiskusi dalam sebuah forum kisah detektif
tentang pencarian berpuluh-puluh tahun musabab hilangnya seorang gadis ini.
Sebut saja ada dua plot utama berjalan seiring: (1) jurnalis—diperankan oleh
Daniel Craig—sedang terlilit tuntutan bernilai besar dan (2) sepak terjang
Gadis Bertato Naga. Selain itu, pembagian silih berganti sudut pandang masih
ditambah lagi dengan kerumitan silsilah keluarga besar sumber kasus. Bagi saya,
menonton film ini jika mau mengenal detail satu per satu karakter tak cukup
hanya sekali menonton. Namun sayangnya, saya sudah enggan jika diminta
mengulangnya.
Beginilah kisah besarnya.
Sebuah keluarga kaya raya menyewa seorang jurnalis dan (akhirnya menyeret pula)
asisten yakni seorang penelisik-bayaran handal berupa seorang Gadis Bertato
Naga. Berdua memecahkan misteri hilangnya secara misterius salah seorang gadis
anggota keluarga tajir itu berpuluh-puluh tahun silam. Penyelidikan sebelumnya
nihil tuntas. Pun kiriman surat pesan dari yang mengindikasikan diri sebagai
“pembunuh”-nya tetap berdatangan. Sebelum meninggal, si kakek keluarga kaya
raya penyewa jasa investigasi ini ingin mengetahui siapa dalang semua itu.
Yah, sayang sekali sebenarnya tahu
Fincher kurang berani membubuhkan atau beratraksi sedikit lewat film ini. Hasil
reunion lagi kru Social Network lewat pengarah musiknya duo Nine Inch Nails (NIN)
terasa sudah tak cukup ampuh lagi menyihir penonton. Malahan ketika melihat ada
satu karakter dalam film yang memakai kaos NIN membuat saya sempat sedikit
terganggu seperti tatkala menonton selingan iklan bank atau apalah dalam salah satu
adegan film.
Saya kira, film ini biasa
sajalah. Tak perlu digembor-gemborkan. Dua jam lebih sudah terlalu menambah
penat, walau sebenarnya asyik juga menikmati fase penyelidikan di dalamnya.
Montase dalam film cukup efektif. Bayangkan saja bila tak ada pengadaptasian
yang dipercepat/diringkas secara baik dan efektif. Tetap, saya lebih
merekomendasikan membaca bukunya saja. Mungkin jauh lebih memuaskan dengan
segala detail karakter ala kisah detektifnya.
Meski “Naga”-nya tak
nyemburkan api, Fincher masih menari lentik. [B] 26/08/12