Park
Chan-Wook, bo’. Satu strada asal Negeri Ginseng yang namanya meledak lewat film “sedeng”-nya
Oldboy. Stoker menjadi naskah peruntungan untuk dijadikan karya film
berbahasa Inggris pertamanya. Bagi penggila Oldboy,
harap tenang… Park tak menghilangkan daya pikat sinematografisnya. Pun
puncratan darah. Tetap ada. Memangnya, apa Stoker
termasuk “sedeng” juga?
Langsung saya
jawab saja. Tidak. Sama sekali tidak. Buat saya, naskah dasar Stoker tak cukup baru dan orisinil untuk
diracik oleh Park. Film ini menawarkan drama tegang berbasis psikologi lewat
teka-teki intrik keluarga. Dimulai dengan tewasnya seorang suami-ayah (yang
isunya) dalam sebuah kecelakaan mobil. Keluarga kecilnya yang hanya
beranggotakan seorang isteri-molek dan seorang puteri-sedang-puber mengadakan
acara pemakaman. Secara flamboyan datanglah sesosok lelaki misterius tapi rupawan dan modis ke acara itu. Ia belakangan memperkenalkan diri sebagai adik dari si
pria yang telah dimakamkan.
Mulai dari sinilah
ketegangan coba dibangun Stoker. Mencari-cari tahu identitas si sosok lelaki misterius
tadi. Kejadian demi kejadian menuntun si puteri ke dalam posisi sebagai “detektif”.
Tapi pemirsa, mohon maaf sekali, saya sebagai penikmat film yang jarang
menonton film tegang saja sangat mudah bisa menebak jalan ceritanya. Dengan
kata lain, film ini belum berhasil menorehkan kebaruan dan kejutan berarti.
Kabar
baiknya, datang dari aspek teknis. Film ini masih terasa Park banget. Terima kasih perlu dihaturkan
untuk si sinematografer (saya lupa namanya) yang masih setia digandeng Park. Ia
membuat Park tak perlu galau memperkenalkan karya berbahasa Inggris perdananya.
Selamat datang di dunia film berbahasa Inggris, Tuan Park! Mohon untuk film-film berbahasa
Inggris Anda berikutnya supaya lebih selektif dalam menerima naskah. [C/B]
27/06/13