Sabtu, 05 November 2011

Resensi Film: Midnight in Paris (2011)

Seperti mengemut kembang gula rasanya tiap kali saya menonton film Woody Allen. Terakhir yang saya ingat adalah Vicky Christina Barcelona (VCB). Kalau dalam film tersebut Spanyol diambil sebagai set, kali ini Paris dengan segala keromantisan dan eksotismenya menjadi kota yang beruntung dipilih oleh Allen. Cocok dengan cerita filmnya tentang cinta, nostalgia, dan seni.

Bercerita tentang sepasang kekasih-akan-menikah yang sedang mengunjungi Paris, memenuhi undangan ortu si cewek yang berada di sana dalam keperluan bisnis. Si cowok merupakan penulis naskah film yang hanyut dalam buaian nostalgia dan merasa lahir terlambat, alias tak sesuai zaman. Si cewek menyukai hidup kekinian. Past vs Present. Sejak awal film, kita sudah dikuatkan dengan cekcok argumen antarkeduanya. Yang satu ingin tinggal di Paris setelah menikah, yang satu keukeuh mau pindah ke Malibu dan tak bisa meninggalkan USA. Pengalaman di Paris akan memberi mereka sentuhan lain.

Seperti VCB, Allen menguji prinsip dan soroti titik balik kehidupan sepasang kekasih di sini. Namun tetap saja, subyek pelaku bukan pemegang legalitas komitmen (baca: terikat janji pernikahan) jadi nampaknya hal ini yang menjadi excuse bagi Allen supaya bisa leluasa mengutak-atik ceritera romansa bangunannya. Dalam Midnight in Paris, si cowok secara tak sengaja dalam suatu petualangan tengah malam setengah mabuknya bisa masuk ke dalam dunia nostalgia yang ia impi-impikan. Lihat saja adegan-adegan pertemuannya dengan seniman dan sastrawan dunia macam Hemingway, Picasso, dll. Inilah sentuhan magis bubuhan Allen dalam karya terbarunya.

Satu hal yang selalu menarik dengan teka-teki romansa karangan Allen adalah lantas akan dibawa ke mana dan berujung ke siapakah cinta masing-masing? Akankah menyatu kian kuat? Apa bakal tecerai berai? Atau bahkan takkan ada kepastian hingga ujung cerita film? He3… Allen memang terkadang cukup cerdas mengelabui pengikut alur ceritanya.

Banjir bintang tenar dalam film ini yang memerankan figur-figur terkenal dunia, a.l. Adrien Brody, Marion Cotillard, Kathy Bates, dll. Jarang memang yang bisa menyangkal untuk ambil bagian dalam film korsel Allen nan santai, pastel, dan personal. Selalu saja, film-filmnya tipikal cocok buat pasangan yang lagi pacaran atau untuk suami-isteri ataupun bagi muda-mudi galau serta penat dengan rutinitas kerja yang sedang ingin berakhir pekan menonton film di bioskop. [B] 05/10/11

Kamis, 03 November 2011

Drawing Line

Kenapa kubisa rajin zalim?
Mengapa aku enjoy dengan tak melakukan apa-apa?
Itu karena aku menggambar garis
Pun melanggarnya
Dan cuek dengan tak menggaris lagi…

[kantor/031111]